Selasa, 07 Mei 2013

Beranda » » Dinamika Kaum Muslimin di Polandia

Dinamika Kaum Muslimin di Polandia

Kehadiran Islam di Polandia dimulai pada abad-14. Kaum Muslim saat itu identik dengan suku Tatar. Mereka menetap di persemakmuran Polandia-Lithuania setelah berjasa ikut membantu perjuangan kerajaan tersebut untuk mempertahankan negeri itu.Menurut mantan Duta Besar RI untuk Polandia, Hazairin Pohan, Islam berada di mainstream sejarah kontemporer Polandia, berkat keberadaan Muslim Tartar sejak sejak 600 tahun silam. Perajurit gagah berani dari Asia Tengah itu berkali-kali bertempur membela negeri mereka, termasuk pertempuran the Battle of Grunwald yang tersohor itu, melawan kerajaan Kristen Jerman Teutonic Order pada musim panas tahun 1410. Akibat jasa-jasa mereka, Raja Polandia-Lithuania memberikan pemukiman bagi perajurit gagah berani Muslim di wilayah timur Polandia dan sebagian di Lithuania sekarang.Orang-orang Tartar, sebagai perajurit Mongolia, telah berada di Eropa Tengah sejak abad ke-13, namun tanpa bekas. Baru pada abad ke-14 mereka menetap di sini sebagai tentara bayaran.  Jumlah mereka sekarang tidak banyak, sekitar 3000-5000 orang saja.Mereka juga ambil bagian dalam sejarah Polandia, ketika negeri itu hilang 123 tahun dari peta politik Eropa. Fakta ini tidak banyak orang yang tahu. Itulah sebabnya, mengapa di negeri tempat kelahiran Paus Johanes Paulus II itu, pemuka Islam Tartar selalu diberi gelar kebangsawanan. Maklum mereka berjasa besar bagi negeri tersebut. "Fakta ini tidak banyak diketahui oleh rakyat Indonesia, negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia," Tulis Huzairin pada sebuah forum.Huzairin juga pernah menghadiri acara keislaman yang diadakan Muslim Polandia. "Ketika bertugas di Republik Polandia, saya sering diundang hadir dalam acara-acara keislaman masyarakat Muslim Tartar di Byalistok, sebelah timur Polandia," kisahnya."Pertemuan kami di Warsawa dalam berbagai acara Ramadhan atau Idul Fitri di Istana Presiden Polandia semakin mengakrabkan persahabatan kami," tambahnya.Mufti Polandia, Tomasz Miskiewicz, dari organisasi Muslim Religious Association of Poland pernah datang ke Indonesia pada bulan Maret 2010, memenuhi undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tujuan awal kunjungannya berkaitan dengan keinginan bertukar fikiran dalam rangka penerbitan sertifikat halal. Mufti adalah otoritas Polandia yang mengeluarkan sertifikat halal.Muslim polandia pun ikut andil dalam Indonesia Halal Expo 2012 (Indhex) di Gedung SMESCO Jakarta awal Juli 2012 lalu. Bahkan mereka ingin melakukan ekspor daging sapi ke Indonesia, tentunya dengan menerapkan aspek halalnya.Selain itu Indonesia mengapresiasi Muslim Polandia. Kementerian Agama lewat Sekretaris Jenderal, Bahrul Hayat, Ph.D menawarkan beasiswa bagi Muslim Polandia yang ingin menimba ilmu agama di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. Pengiriman mahasiswa Polandia, khusunya Muslim Tatar untuk kuliah di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2011 lalu.Masjid Warsawa, satu-satunya masjid di Ibukota Negara PolandiaPolandia, kini benar-benar sudah berubah. Termasuk kebijakan publik terkait dengan kebebasan menjalani agama. Umat Islam di Kota Warsawa kini telah memiliki sebuah masjid dan Islamic Center. Meski ukurannya relatif kecil dan sudah tidak dapat menampung jamaah Muslim Warsawa yang terus bertambah. Masjid Warsawa, merupakan satu-satunya masjid di Ibukota Polandia itu, menjadi tumpuan syiar Islam di bekas Negara komunis tersebut.Warszawa (Warsawa) adalah ibu kota Polandia yang tadinya hancur lebur di saat Perang Dunia II (PD II). Pembangunan kembali pusat kota tua yang jadi kebanggaan masyarakatnya telah sukses mengeruk keuntungan di bidang pariwisata.Ketika Muslim yang tinggal di Polandia terus bertambah, melalui ribuan pelajar datang dan pergi, mulailah ada geliat aktivitas keislaman yang akhirnya terbentuklah 'Liga-Liga Muslim' di setiap kota sebagai wadah komunitasnya. Masjid Warszawa terletak di dekat pusat kota Warszawa, Wilanów Wiertnicza 103, sekarang menjadi salah satu dari beberapa masjid yang berdiri bebas dan resmi, dan merupakan masjid aktif di Polandia, dengan Pusat Keislamannya.Masjid Warsawa ini tadinya adalah sebuah vila lalu diadaptasi dan resmi menjadi masjid pada tahun 1993. Bangunan di jalan Wiertnicza 103, Warszawa, Polska ini perlahan-lahan direnovasi, dan terbentuklah kantor kecil untuk urusan agama Islam dan lembaga kebudayaan islam, meski tidak memiliki menara. Ruangan masjid tersebut selalu dipenuhi umat Islam terutama di hari Jum'at, bulan Ramadhan, Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Masjid kecil ini menjadi satu-satunya bangunan yang benar-benar utuh berfungsi sebagai Masjid di Kota WarsawaKetika Masjid Warsawa pertama kali dibuka, jamaah masjid ini puluhan orang saja. Namun kini, setiap shalat jum'at ratusan jamaah memadati masjid Warsawa dan sudah tidak tertampung lagi. Menurut informasi beberapa forum Muslim di Warsawa ada sekitar tiga masjid kecil lainnya yang tersebar berjauhan di Warsawa. Semua ruang shalat sangat sederhana. Juga ada lumayan banyak kedai daging halal di sana.Sebagai satu-satunya masjid resmi di Warsawa, Masjid Warsawa juga menjadi tempat dilakukan berbagai kegiatan sosial dan pendidikan Islam. Sekaligus menjadi semacam pusat informasi tentang Islam. Di sini pula Asosiasi Muslim Polandia yang diketuai oleh Poplawski berkantor, di salah satu ruangan di lantai atas masjid.Setiap hari Sabtu diselenggarakan kegiatan pendidikan al-Qur'an bagi anak-anak perempuan. Pengurus masjid dan asosiasi juga sering mendapat kunjungan dari para siswa sekolah Katolik yang minta penjelasan tentang Islam. Warga Muslim di Warsawa dan di Polandia umumnya tak pernah memiliki masalah serius dengan umat mayoritas Katolik maupun dengan kelompok agama lain. Mereka bebas beribadah dan menjalankan berbagai kewajiban lain sebagai umat Islam. Tak ada larangan, tekanan, dan diskriminasiSementara di sejumlah negara Eropa kini tengah terjadi proses penipisan toleransi terhadap kaum Muslim, sebagai dampak peristiwa 11 September 2001 di New York dan Washington, di Polandia kehadiran kaum Muslim tetap disambut baik. Mereka diberi hak-hak yang sama dengan warga negara dari golongan lain.Selain kota Warsawa, umat Islam yang tersebar di Polandia dapat menikmati ukhuwah islamiyah yang kental di kota Białystok, Gdask, Lublin, Pozna, dan Wrocław. Semua kota tersebut sudah memiliki pusat keislaman resmi, lengkap dengan kedai makanan halalnya. Di Krakow,  sudah ada sinyal positif dari pihak dewan kota untuk menyediakan sarana ibadah bagi umat Islam yang ada di sana, setelah permohonan liga muslim Krakow ditolak berkali-kali. Kebutuhan mereka yang paling penting adalah ruangan shalat Jum'at yang sudah berpuluh-puluh tahun disewa per-minggu, namun ruangan itu hanya sepetak kecil, sekitar 3 x 5 meter persegi dengan satu pemanas.Ramadhan dan Hari Raya di Masjid WarsawaDi Polandia, masyarakat Muslim  berbondong-bondong menuju mesjid selama Ramadhan untuk shalat tarawih ataupun tadarus dan berbuka puasa bersama. Makanan yang menjadi ciri khas berbuka adalah makanan Timur Tengah. Maklum, hampir sebagian masyarakat muslim di sini adalah keturunan Timur Tengah. Muslim di Polandia menjalani puasa biasanya selama hampir 17 jam. Hal ini dikarenakan waktu berbuka puasa di Polandia pukul delapan malam dan imsak pada pukul tiga dinihari.Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang paling dinanti Muslim Polandia. Setelah diumumkan di Masjid Warsawa, biasanya shalat Id dimulai jam 09,00 pagi, dan dipimpin oleh Imam Emir Poplawski. Masyarakat Muslim di Polandia keturunan Tartar menyebut Idul Fitri sebagai Hari Ramadhan Bayram (Dni Bayram Ramadhan). Bayram diambil dari bahasa Turki yang berarti perayaan. Di hari paling mulia ini, Muslim Polandia yang berusia tua dan muda berbaur dan tampil dengan busana terbaik mereka.Suasana Idul Fitri juga bergema di kota-kota lainnya, seperti Wroclaw, Krakow, Lublin, Poznan dan Gdansk pada pusat-pusat kebudayaan Islam, yang sekaligus berfungsi sebagai tempat ibadah. Tempat-tempat ini juga digunakan untuk dialog dan pertemuan dengan masyarakat yang ingin tahu tentang Islam serta dengan penganut agama lainnya untuk menguatkan citra toleransi beragama yang tinggi di Polandia.Shalat Id dilakukan di pagi hari dengan suhu dingin 10 derajat celsius. Sebagaimana di Indonesia, dilaksanakan dua rakaat, dan dilanjutkan dengan khotbah dalam bahasa Arab dan Polandia. Imam fasih berbahasa Polandia karena memang lahir dan besar di Polandia. Imam mengumumkan, sebelum shalat dimulai, umat dipersilahkan untuk membayar zakat fitrah dan bersedekah. Jam 8.30 pagi masjid telah penuh sesak, sekitar 400 jamaah pria dan wanita dengan ruang terpisah telah mengambil tempat.Masjid Warsawa terdiri dari dua lantai: wanita di lantai atas sedangkan pria di lantai bawah. Sebagian ruangan dijadikan kantor, dan ruang depan dijadikan toko koperasi yang menjual berbagai keperluan umat Islam serta makanan kecil halal. Pada hari-hari kerja, ruangan digunakan untuk pendidikan dan pertemuan sosial termasuk melayani tamu-tamu yang menginginkan informasi mengenai Islam.  A.M.SALIM (dari berbagai sumber)Sekilas Tentang PolandiaSejarah politik dunia mencatat Polandia sebagai rumah tempat lahirnya Pakta Warsawa, menandai perubahan peta politik dunia menjadi tiga blok politik. Blok Timur dikomandoi Rusia dengan Uni Soviet-nya, Blok Barat dikomandani oleh Amerika dan sekutunya. Dan tentu saja Blok Negara Negara yang tidak masuk salah satunya lalu bergabung dalam Gerakan Non Blok, dimotori oleh Indonesia.Sejarah penerbangan telah mencatat Polandia sebagai Negara yang kehilangan presidennya yang sedang berkuasa akibat kecelakaan penerbangan. Kecelakaan tragis yang merenggut nyawa hampir 100 tokoh terkemuka di negara itu, termasuk Presiden Polandia Lech Kaczynski. Negeri ini berada di Eropa Tengah berbatasan dengan Jerman di Barat, Ceko dan Slovakia di selatan, Rusia (Kaliningrad) dan Lithuania di selatan, sedangkan Belarus dan Ukraina di sebelah selatan.Mamat

Source : www.blogger.com/comment.g?blogID=1311888579207403717&postID=6745700155893932260