Rampok Ala Robin Hood di Batam
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mensejahterakan rakyat miskin. Merampok juga salah satunya. Merampok? Pasti anda tidak setuju. Namun perampokan yang terjadi di Batam (kepulauan Riau) berbeda dengan perampokan lainnya. Ya, Perampokan Ala Robin Hood.
Mengapa di sebut Perampokan Ala Robin Hood? Perampokan ini bertujuan untuk membantu rakyat miskin. Sama seperti yang dilakukan Robin Hood. Namun sasaran mereka berbeda. Jika Robin Hood merampok dari pejabat yang korupsi namun Perampokan Ala Robin Hood ini merampok rumah mewah dan warga Negara asing.
Perampokan Ala Robin Hood ini dikepalai oleh Dedy yang juga seorang kepala LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Perampokan dimulai sejak tahun 1998. Diperkirakan hasil rampokannya bernilai 5 milyar lebih. Dan hasil rampokan itu di salurkan melalui LSM sedikit demi sedikit untuk perbaikan jalan, mesjid, membangun fasilitas umum dan rumah warga tak mampu.
Sudjiwo “Mbah” Tedjo yang seorang budayawan mengatakan “ Merampok untuk rakyat lebih baik dibandingkan merampok untuk partai yang belum tentu untuk rakyat”.
Kisah Robin Hood melegenda di tanah Inggris Raya. Ternyata, itu tak hanya terjadi di Inggris, tapi juga di Indonesia, atau tepatnya di Batam, Kepulauan Riau.
Kisah Robin Hood versi Indonesia ini terungkap saat Polresta Balerang menangkap sebuah komplotan perampok. Komplotan yang terdiri dari tiga orang itu diketahui sering merampok warga asing maupun rumah-rumah mewah. Dari tangan mereka disita barang-barang mewah bermerk dan sejumlah perhiasan.
Barang bukti itu ditemukan saat polisi menggerebek kantor tersangka, yang juga ternyata adalah kantor sebuah LSM bernama "Peduli Nusantara". Dari kantor tersebut, polisi menemukan sejumlah barang hasil rampokan mereka.
Penangkapan para tersangka menggegerkan warga. Sebabnya, para tersangka melalui LSM Peduli Nusantara sering membantu warga seperti membangun rumah ibadah, membangun jalan, hingga membantu biaya anak-anak yang putus sekolah. Para "Robin Hood" dari Batam itu juga kerap membagikan hasil rampokan mereka ke warga.
Sumber : TVone
Mengapa di sebut Perampokan Ala Robin Hood? Perampokan ini bertujuan untuk membantu rakyat miskin. Sama seperti yang dilakukan Robin Hood. Namun sasaran mereka berbeda. Jika Robin Hood merampok dari pejabat yang korupsi namun Perampokan Ala Robin Hood ini merampok rumah mewah dan warga Negara asing.
Perampokan Ala Robin Hood ini dikepalai oleh Dedy yang juga seorang kepala LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Perampokan dimulai sejak tahun 1998. Diperkirakan hasil rampokannya bernilai 5 milyar lebih. Dan hasil rampokan itu di salurkan melalui LSM sedikit demi sedikit untuk perbaikan jalan, mesjid, membangun fasilitas umum dan rumah warga tak mampu.
Sudjiwo “Mbah” Tedjo yang seorang budayawan mengatakan “ Merampok untuk rakyat lebih baik dibandingkan merampok untuk partai yang belum tentu untuk rakyat”.
Kisah Robin Hood melegenda di tanah Inggris Raya. Ternyata, itu tak hanya terjadi di Inggris, tapi juga di Indonesia, atau tepatnya di Batam, Kepulauan Riau.
Kisah Robin Hood versi Indonesia ini terungkap saat Polresta Balerang menangkap sebuah komplotan perampok. Komplotan yang terdiri dari tiga orang itu diketahui sering merampok warga asing maupun rumah-rumah mewah. Dari tangan mereka disita barang-barang mewah bermerk dan sejumlah perhiasan.
Barang bukti itu ditemukan saat polisi menggerebek kantor tersangka, yang juga ternyata adalah kantor sebuah LSM bernama "Peduli Nusantara". Dari kantor tersebut, polisi menemukan sejumlah barang hasil rampokan mereka.
Penangkapan para tersangka menggegerkan warga. Sebabnya, para tersangka melalui LSM Peduli Nusantara sering membantu warga seperti membangun rumah ibadah, membangun jalan, hingga membantu biaya anak-anak yang putus sekolah. Para "Robin Hood" dari Batam itu juga kerap membagikan hasil rampokan mereka ke warga.
Sumber : TVone