Senin, 04 Februari 2013

Beranda » » Lindungi Bangunan Bersejarah dengan Minyak Zaitun

Lindungi Bangunan Bersejarah dengan Minyak Zaitun

Ekstrak zaitun mengandung asam oleat yakni suatu senyawa yang dapat mengikat batu dan melindunginya.
york minster,inggris,katedaralKatedral The York Minster di Inggris. (Thinkstockphoto)
Salah satu bangunan katedral terindah dan dihormati umat Kristiani yakni Katedral York Minster yang terletak di utara Inggris, mampu bertahan dari perang, penjarahan, kebakaran, dan ancaman lain dalam waktu berabad-abad. Namun kini, karya gothic termegah ini runtuh karena menghadapi musuh yang relatif baru yaitu hujan asam.
Batu kapur yang digunakan untuk membangun gereja rentan terhadap asam. "Serangan" telah dimulai sejak Revolusi Industri, di mana langit Inggris mulai diwarnai dengan polusi asam. Hasilnya adalah hujan asam yang mendatangkan malapetaka bagi bangunan ini.
Meskipun para pemelihara telah melakukan berbagai upaya, mereka belum menemukan lapisan pelindung yang mampu menjaga menara York Minster tetap aman dan kokoh menjulang. Hingga akhirnya mereka menemukan sebuah cara baru dengan menggunakan minyak zaitun.
york minster,inggris,katedralLangit-langit Katedral York Minster, Inggris. (Thinkstockphoto)
Khasiat minyak zaitun memang sudah lekat dengan peradaban manusia sejak dulu. Nenek moyang kita menggunakan minyak zaitun untuk mengawetkan makanan, menghilangkan cat dari rambut dan kulit, juga sebagai minyak pelumas.
Karen Wilson dari Cardiff School of Chemistry Universitas Cardiff di Wales mengungkapkan, ekstrak zaitun mengandung asam oleat, yakni suatu senyawa yang dapat mengikat batu dan melindunginya.
"Yang menarik dari asam oleat adalah molekul yang memiliki salah satu ujung yang secara selektif akan bereaksi dengan batu, kemudian ujung yang lainnya merupakan rantai hidrokarbon yang sangat panjang, memberikan sifat hidrophobik untuk mengusir air," kata Wilson, Januari 2013.
Dengan menggabungkan minyak zaitun dan material yang berbahan mirip teflon, para peneliti berharap dapat melindungi batu kapur dari hujan asam, serta memungkinkan batu tersebut "bernapas".
Hujan asam dapat terbentuk melalui dua cara. Pertama terbentuk karena faktor alami yaitu semburan gunung berapi dan tanaman yang membusuk. Kedua, karena faktor buatan manusia, dipicu zat sulfur dioksida dan nitrogen oksida sebagai hasil dari pembakaran bahan bakar fosil.
(Umi Rasmi. Live Science)