Senin, 04 Februari 2013

Beranda » » Program Depopulasi Zionis Yahudi Terus Berjalan

Program Depopulasi Zionis Yahudi Terus Berjalan

global-depopulation
Codex Alimentarius adalah sebuah program dari puluhan atau bahkan ratusan program yang terdapat dalam agenda 21 Zionisme, di bawah penguasaan Zionisme Yahudi Internasiona untuk mengurangi jumlah penduduk dunia secara besar-besaran.
Codex Alimentarius dijalankan sebagai salah satu program PBB yang dikerjakan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO). Program Codex dicanangkan sejak tahun 1963 dan intensif dikerjakan di awal abad 21 ini. Tujuan Codex Alimentarius adalah membuat standar pangan bagi seluruh dunia.
Dalam Codex Alimentarius mereka merancang beberapa program di antaranya program pengendalian nutrisi makanan, mengatur penggunaan bahan kimiawi dalam makanan, mengatur pestisida yang digunakan untuk pertanian. Membuat standar prosedur baru dalam sistem keamanan dan kebersihan makanan. Mengatur bio-teknologi pangan (dalam hal ini rekayasa genetika sumber pangan). Membuat standar prosedur penelitian makanan, dan lain sebagainya.
Rima Libow dan Temuannya.
Dalam forum National Association of Nutrition Professional (NANP- 2005 Conference). Dr. Rima Laibow dari Natural Solutions Foundation (www.HealthFreedomUSA.org) memang pernah mengatakan,
“…mereka yang menguasai makanan akan menguasai dunia… Mereka telah mengatakan pada tahun 1962 bahwa Proyek Codex Alimentarius (http://www.codexalimentarius.net/web/index_en.jsp) secara global diimplementasikan pada 31 Desember 2009. Ini merupakan semacam cetak biru. Proyek Dunia ini diarahkan oleh WHO dan FAO, dua lembaga dunia di bawah PBB yang membidangi masalah kesehatan dan pangan…”
Dr. Laibow kemudian melanjutkan, “Menurut perhitungan WHO dan FAO, jika proyek mereka ini terus berjalan tanpa hambatan berarti, WHO dan FAO memproyeksikan—ini terdapat dalam panduan mineral dan vitamin mereka—ketika diimplementasikan pada 31 Desember 2009, maka akan berdampak pada minimum kematian sekitar 3 miliar jiwa. Satu miliar lewat kematian secara langsung, mereka ini adalah orang-orang yang gagal di mata para korporasi dunia dan sisanya, 2 miliar jiwa, akan menemui kematian akibat penyakit yang sesungguhnya bisa dicegah, yakni kurang gizi.”
Lantas, siapa yang akan tetap hidup—dalam bahasa Darwin, “Survival of the fittest”? Dr. Laibow berkata, “Hanya mereka yang kaya, yang mampu menyuplai gizi dan vitamin dalam makanan mereka yang akan tetap bisa hidup.”
Kondisi Kita Saat ini
Berdasarkan data WHO yang dirilis di wikipedia, tahun 2005 terdapat 57,03 juta orang meninggal di seluruh dunia. Ini berarti rata-rata 156.000 orang yang meninggal tiap harinya. Sebagian besar meninggal karena faktor usia yang ditriger oleh penyakit serangan jantung, infeksi, kanker dan stroke. Sekitar 35.000-50.000 di antaranya karena faktor penyakit, kecelakaan dan bencana. Pada tahun 2005, jumlah penduduk dunia sekitar 6.4 miliar jiwa. Untuk menghitung jumlah angka kematian pada tahun 2009, penulis akan menggunakan data statistik jumlah penduduk dunia, usia rata-rata kehidupan, statistik kematian karena faktor non-usia, serta perkiraan komposisi demografi penduduk dunia.
Dengan penduduk sekitar 6.79 miliar jiwa per Oktober 2009, sekurang-kurangnya dalam 1 hari ada 150.000 orang meninggal dunia, yang mana sekitar 2/3 meninggal karena usia lanjut. Sisanya karena penyakit (jantung, rokok, kanker, hiv, tumor), kecelakaan, atau bencana alam. Dengan menggunakan usia rata-rata harapan hidup penduduk dunia sebesar 67.2 tahun, maka kita dapat menghitung angka statistik kematian yang terjadi pada tahun 2009, lengkap dengan statistik kematian bulanan, harian, jam-an, menitan hingga detik.
Dengan menggunakan angka statistik dari beberapa sumber di wikipedia dan asumsi statistik, maka dapat diperkirakan angka kematian pada tahun 2010 mencapai 66 juta jiwa. Jumlah ini dalam perkiraan juga merupakan angka minimum dari kalkulasi yang sederhana.
Namun dalam melihat data WHO, meminjam bahasa yang dipakai Jerry D.Gray, kita jangan mudah mempercayai media ini, apalagi rilis yang dikeluarkan WHO. Angka yang mereka keluarkan belum tentu sama dengan kenyataan. Ingat kita berada di sebuah dunia gelap dimana kita tidak tahu fakta sebenarnya, meskipun fakta itu ada namun ditutup-tutupi.
Hemat penulis tugas kita saat ini adalah jangan mempercayai WHO. Jangan berikan anak kita vaksin dari mereka. Jangan pula pakai produk mereka. Konsumsi Habatussauda tiap hari. Konsumsi produk-produk alami yang bukan rekayasa genetik. Hindari fluoride. Kita berhadapan dengan musuh yang sebenarnya. Sampai saat ini program mereka terus berjalan, jika anda ke Jakarta lewat di depan Tj. Barat, di sana ada poster besar yang mencoba menekan angka populasi umat muslim yakni dengan menghindari pernikahan dini. Di televisi kita pemerintah juga memakai lakon dua artis yang ngetop karena Youtube untuk mempopulerkan program KB. Disini kita memang sudah terinflitrasi oleh mereka
Program penyebaran Codex oleh FAO dan WHO masih terus berjalan. Dua tahun lalu, tepatnya tanggal 23-27 Mei 2011, mereka melakukan pertemuan untuk menjalankan misi Codex di Timur Tengah. Pada minggu terakhir Mei itu mereka melaksanakan kegiatan di Hammamet (Tunisia). Ini adalah pertemuan mereka, khusus untuk melancarkan Codex di Timur Tengah. Ingat ini saja baru wilayah Timur Tengah.
Depopulasi Lewat Bio Terror
Bio Terror Bible adalah e-book gratis (PDF) yang dirilis pada tanggal 10 Mei 2012 dan ditulis oleh David Chase Taylor dari Truther.org. Bio-Terror Bible akhirnya menghubungkan titik-titik serangan mendatang yaitu berupa operasi bendera palsu bio-teror dan pandemik yang diakibatkannya, dijelaskan berdasarkan acuan lebih dari 1.000 data berita dan informasi dalam spektrum bio-terorisme.
Berdasarkan data kumulatif penelitian bio-teror yang dibuat-untuk-tv, peristiwa bio-teror kemungkinan akan melibatkan penggunaan agen yang dikenal sebagai Anthrax atau Cacar, tetapi pandemik sebenarnya yang akan membunuh jutaan orang berasal dari vaksin beracun yang akan diberikan kepada masyarakat umum oleh pemerintah dan lembaga kesehatan paska serangan Bio Terror. Ketika mereka yang pertamakali divaksin mulai mati, pemerintah mungkin akan mengatakan bahwa virus tersebut telah bermutasi dan kemudian mengeluarkan lebih banyak lagi vaksin yang tidak akan ragu-ragu lagi untuk membunuh rakyat.
Sejak terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat pada tahun 2008, telah dilakukan lebih dari 175 kali latihan Bio Terror di Amerika yang telah terlebih dahulu dikondisikan dengan responden, penegak hukum dan militer untuk serangan bio-teror yang akan datang berikut pandemiknya. Fakta bahwa latihan bio-teror dilakukan di lingkungan rakyat, menegaskan bahwa serangan bio-teror ada dalam perencanaan dan dapat digunakan dalam upaya terakhir untuk mendapatkan kembali kontrol terhadap masyarakat, baik secara politik, ekonomi maupun militer. Meskipun banyak terdapat bahan biologi dan kimia, sekitar 90% latihan serangan bio-teror yang dilakukan adalah untuk menanggapi serangan Antraks atau Cacar.
Berjangkitnya wabah/bakteri di seluruh dunia telah meningkat sejak 2011 dengan sekitar 50 wabah terjangkiti pada satu tahun saja (https://sites.google.com/site/bioterrorbible/outbreaks/Identified-Bio-Outbreaks-2011). Sementara menurut beberapa laporan yang didokumentasikan menyatakan sebagai wabah/bakteri yang masuk akal, sebagian terbesar, jika tidak semua, nampaknya merupakan wabah penyakit hasil rekayasa manusia, yang secara keseluruhan bertujuan untuk meyakinkan rakyat Amerika dan dunia, bahwa penyebaran wabah penyakit dalam keadaan yang membahayakan dan merupakan sebuah pandemik besar.
(Pz/Islampos)