Selasa, 26 Februari 2013

Beranda » »
Al-Malik Ash-Shâlih atau Al-Malikush-shâlih yang lebih dikenal Sultan Malikussaleh, wafat pada tahun 696 hijriah (1297 Masehi). Nama raja besar Kerajaan Islam Samudera Pasai ini telah banyak diabadikan untuk nama-nama lembaga pendidikan atau

  • Al-Malik Ash-Shâlih atau Al-Malikush-shâlih yang lebih dikenal Sultan Malikussaleh, wafat pada tahun 696 hijriah (1297 Masehi). Nama raja besar Kerajaan Islam Samudera Pasai ini telah banyak diabadikan untuk nama-nama lembaga pendidikan atau lainnya.
Makam Sultan Malikussaleh berada di Gampong Beuringen, Samudera, Aceh Utara. Sejak dua bulan lalu, makam ini telah dipasang kelambu warna kuning dan hijau oleh ulama dayah. Bersamaan dengan pemasangan kelambu digelar peusijuek (tepung tawar) dan doa bersama.
“Kelambu ini dipasang oleh ulama dayah, Teungku Don dari Matang Mane Blang Jrun (Tanah Luas Aceh Utara) bersama rombongan kalangan dayah lainnya, termasuk dari Woyla,” kata Teungku Ahmad Yus, warga Beuringen kepada ATJEHPOSTcom, Minggu, 6 Januari 2013. Ia bertugas memberi penjelasan tentang sejarah Sultan Malikussaleh kepada para penziarah.
Juru kunci Makam Sultan Malikussaleh, Teungku Muhammad Yakob mengatakan, situs sejarah ini ramai dikunjungi berbagai kalangan, baik warga lokal maupun luar negeri. “Hampir tiap bulan ada kunjungan dari Malaysia, Filipina, Thailand, Brunai Darussalam dan warga negara lainnya,” kata Yakob.
Hari ini, tepatnya pagi tadi telah datang rombongan santri dayah dari Lamno, Aceh Barat menggunakan dua mobil L-300. “Tadi juga sudah datang rombongan anak SD dari Blang Mangat (Lhokseumawe) bersama sejumlah orangtuanya dengan bus Dinas Perhubungan,” kata Yakob. Berikut foto-foto situs Makam Sultan Malikussaleh: