Rabu, 13 Februari 2013

Beranda » » Krakatau yang Melegenda

Krakatau yang Melegenda

13606680091315122560
Sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul “Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi, mengungkap sebuah fakta bahwa pulau Sumatera dan Pulau Jawa dahulu kala sebenarnya merupakan satu wilayah daratan. Sebagian teks “Pustaka Raja Parwa” tersebut tertulis: “Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula…. Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera.” Gunung Batuwara dalam teks tersebut oleh para ahli disebut sebagai Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 27 Agustus 1883.
Menurut Simon Winchester, seorang ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris, yang juga penulis National Geographic, bahwa sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan ini akan terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.
Ya, memang tak seorangpun bisa memastikan yang akan terjadi di masa-masa mendatang. Tak ada yang pernah menduga sebelumnya, jika gunung Krakatau yang semula “diam” tak bergerak, jauh dari pandangan kita, jauh dari tempat tinggal kita itu ternyata bisa begitu menghanyutkan. Saat meletus di tahun 1883, suara letusannya itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer, bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencavai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru, serta menelan korban jiwa korban mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.
Arief M