Senin, 04 Februari 2013

Beranda » » New Age Movement, Ajaran Yahudi Berbungkus Pelatihan Motivasi (2-Habis)

New Age Movement, Ajaran Yahudi Berbungkus Pelatihan Motivasi (2-Habis)

new age
ADA tulisan menarik dari Maria Van Tiel, seorang Doktor Antropologi Kesehatan yang menetap di Belanda, dalam harian Republika 21 Januari 2011. Ia mencatat betapa ekspansi buku-buku New Age Movement (NAM) bertebaran di toko buku di Indonesia. Harganya terjangkau. Tak jarang dibumbui kata “best seller”. Judulnya menggiurkan. sebut saja, Super Cerdas dengan Aktivasi Otak Tengah; Dahsyatnya Otak Tengah; The Power of Blessing; Unlimited the Potency of the Brain; Spiritual Company; atau Revolusi IQ/EQ/SQ. Yang luar biasa banyak jumlahnya, buku-buku hypnoparenting dan hypnotherapy.
Revolusi besar-besaran jalan pintas menuju bahagia dan sukses ala Barat ini mungkin cukup wajar terjadi. Kristen di Eropa memang habis dibantai oleh NAM. Dogma trinitas yang yang tidak memiliki basis Ketuhanan gagal membendung arus modernisasi yang memberi ruang tajam terhadap rasionalisme.
Barat telah berkembang menjadi kubangan negeri-negeri dengan penafian luar biasa terhadap Tuhan. Gereja sebagai institusi dominan di Barat pun tidak mampu berbuat apa-apa. Ajaran Kristen yang cenderung dogmatis dan menumpukan akal menjadi musuh yang mudah ditaklukan bagi kelompok New Age.
Sherry Shriner, penulis buku-buku konspirasi dan pengkaji Bible, sampai mengkaitkan tragedi ini dengan nubuwah dalam Bible. Dengan mengutip Matius, ia menulis tidak lebih sebagai seorang futurolog kristus ketika melihat kejadian yang sudah menjadi keniscayaan akhir zaman dalam tradisi Kristen.
Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (Matius 24:24,25,26).
Sherry Shriner melanjutkan bahwa New Age tahu bahwa orang Kristen tidak bisa menerima serangan frontal doktrin okultisme, sehingga mereka mengubah kata-kata sihir ke dalam istilah Kristen seperti “iman,” “Tuhan,” “Kristus,” dan “kelahiran kembali” dan banyak gereja terkecoh.
Akhirnya, pendeta, pengurus gereja, dan sebagian umat Kristiani sekarang memasang kuda-kuda untuk membentengi teologi mereka dari serbuan NAM. Mereka memasang dalam situs-situsnya tulisan dengan judul-judul seperti “Bahaya NAM”, “The New Age and Kabbalah”, “New Age Movement and Christianity” dan segala macamnya.
Mereka sadar bahwa selama ini instansi keagamaan Kristen hanya sibuk pada hal-hal ritual liturgis belaka, sekaligus mengabaikan sisi esensial Kristen yakni perjumpaan dengan Tuhan secara logis bukan doktriner. Inilah rupanya yang menjadi dalang dibalik invasi NAM masuk ke gereja-gereja mereka. Dampak ini bukan main memilukannya.
Banyak anak-anak muda Amerika dan Eropa saat ini lebih rajin pergi ke paranormal ketimbang sekolah minggu. Mereka-para remaja itu-mulai mempelajari tulisan-tulisan yang berkaitan dengan astrologi atau berguru di tempat sepi dan terpencil (esoterisme).
Saat itu pula, mereka mulai memperkenalkan gaya hidup baru seperti yang dilakukan kaum Hippies dari San Fransisco. Istilah God-Help sudah beralih ke Self Help. Manusia bisa memecahkan masalahnya tanpa bantuan Tuhan. Makanya di Perancis ada kasus unik, bahwa jumlah Paranormal bisa meningkat hingga mencapai ratusan tiap tahunnya, sedangkan jumlah Pastur hanya mengalami kenaikan dalam skala ribuan.
Bahkan di Inggris lebih gawat lagi, mereka tidak membayangkan situasi seperti ini. Gereja-gereja telah gulung tikar. Para pendeta gantung salib. Dan simbol trinitas telah digusur dengan sabda baru: Manchester United is my religion, and Old Trafford is my church. Jadi, Yesus sudah mati, seperti dikatakan Nietsczhe, bisa jadi betul dalam ranah Kristen.
Mewaspadai Fitnah New Age Movement Dalam Islam
Namun uniknya, tujuan NAM sebenarnya bukan saja menghancurkan Kristen. Musuh utama mereka adalah Islam. Islamlah lawan sepadan bagi mereka saat ini. Tauhid dalam agama ini yang telah mapan dan sulit mereka hancurkan adalah target empuk untuk digasak oleh NAM sebagai korban berikutnya. Kita jangan lupa, kita sekarang sedang berhadapan dengan Zionisme.
Mereka memiliki banyak cara agar sehasta demi sehasta, sejengkal demi sejengkal, Islam bergeser dari tapalnya, yakni Iman, Ilmu, dan Amal. Mereka boleh sulit memberangus faksi-faksi Jihad Islam. Namun mereka punya cara cantik, bagaimana memukul Islam melalui sendi vital dalam agama Islam itu sendiri, yakni tauhid.
Buktinya buku-buku New Age ala Islam laku keras di pasaran. Kata fitrah diredusir menjadi sekedar suara hati. Ideologi Islam mengalami perubahan makna menjadi spiritual Quotient. Visi peradaban yang dalam sejarah dibangun melalui ilmu dan jihad, kini ditegaskan cukup melalui paket-paket pelatihan. Bahkan kalimat Tauhid ditafsirkan dengan God Spot. Ya ide dari seorang Yahudi bernama Danah Zohar yang buku Spiritual Quotient-nya nyaris disetarakan sebagai Kitab Suci kaum New Age.
Gagasan Pluralisme Agama, Perenialisme Islam, Theosofi Islam, juga banjir proyek lewat kampus-kampus Islam yang ada. Lembaga Paramadina adalah kasus yang mewakili kekhawatiran ini. Dalam pengamatan penulis, buku “Agama Masa Depan Dalam perspektif Filsafat Perenial” karangan Komaruddin Hidayat terbitan Paramadina pada tahun 1995, termasuk buku awal yang menjelaskan pencampuran agama-agama lewat jalan perenialisme melalui ide yang sejatinya berasal dari theosofi (aliran kebatinan Yahudi) ini.
Bahkan kini di Jakarta telah berdiri Ibnu Arabi Society yang diketuai oleh Kautsar Azhari Noer seorang dosen filsafat UIN dan UI. Ibnu Arabi Society aktif menyelenggarakn seminar-seminar yang justru banyak mengaburkan pandangan-pandangan aseli Ibn Arabi tentang wahdatul wujud. Dalam salah satu seminarnya, yang penulis hadiri, Kautsar Azhari Noer menjelaskan penyatuan manusia dengan Roh Allah.
Baginya, Allah juga bagian dalam diri manusia karena cahaya Allah ada dalam diri manusia. Karenanya amat mungkin kita adalah manusia sekaligus Tuhan. Bayangkan Kautsar Azhari Noer pada hari itu seperti membaptis ratusan peserta sebagai Tuhan: serentak, bersamaan! Baru kali ini sejarah, ada Tuhan berjumlah ratusan berada dalam satu hotel yang sama pula.
Tak berhenti di situ, Filsuf muslim abad 12 itu diboncengi namanya dengan faham-faham kesatuan agama-agama. Padahal Ibn ‘Arabi tegas menyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang sah di dalam pandangan Allah SWT. Menurut Ibn Arabi setelah Nabi Muhammad SAW diutus, maka pengikut agama-agama para Nabi sebelumnya, wajib beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan mengikuti syariatnya.
Sebab, dengan kedatangan sang Nabi terakhir, maka syariat agama-agama sebelumnya otomatis tidak berlaku lagi. Bahkan Dr Mohd Sani bin Badrun, alumnus ISTAC-IIUM, dalam tesisnya berjudul “Ibn al-‘Arabi’s Conception of Religion”, menegaskan bahwa menurut Ibn Arabi, Kaum Yahudi wajib mengimani kenabian Isa AS dan Muhammad SAW. Kaum Kristen juga wajib beriman kepada kenabian Muhammad SAW dan Alquran.
Jika mereka menolaknya, maka mereka menjadi kafir. Bahkan, Ibn Arabi pun berpendapat, para pemuka Yahudi dan Kristen sebenarnya telah mengetahui kebenaran Muhammad SAW, tetapi mereka tidak mau mengimaninya karena berbagai faktor, seperti karena kesombongan dan kedengkian. Kitab al-Futûhât al-Makkiyyah yang beredar sekarang ini pun diduga banyak dipalsukan, bahkan sejak penulisnya masih hidup sudah dibelokkan dan kemudian diisi ajaran wihdatul wujud (akidah hulûl dan ittihâd). (Pz/Islampos)