Senin, 04 Februari 2013

Beranda » » New Age Movement, Ajaran Yahudi Berbungkus Pelatihan Motivasi (1)

New Age Movement, Ajaran Yahudi Berbungkus Pelatihan Motivasi (1)

new-age
Diupayakan di dunia ini hanya satu agama, yaitu agama Yahudi. Oleh karena itu segala keyakinan lainnya harus dikikis habis. Kalau dilihat di masa kini, banyak orang yang menyimpang dari agama. Pada hakekatnya kondisi seperti itulah yang menguntungkan yahudi (Protocol of Zion Ke 14)
Tidak jarang kita mengamati banyak sekali pelatihan-pelatihan motivasi spiritual hadir di negara kita. Selain melejitkan potensi iman, ada pula yang mengaku bisa mendekatkan spiritualitas seorang hamba kepadaNya. Caranya simpel, anda hanya disuruh kosongkan pikiran, dengarkan hati nurani, ingat dosa-dosa anda dan rasakan ada titik Tuhan hadir di situ. Tak jarang air mata peserta meleleh setalah itu.
Namun uniknya, sekalipun banyak memakai embel-embel iman, training ini rupanya tidak cukup zuhud dan tawadhu. Ia banyak dijual lewat bandrol jutaan rupiah. Diisi oleh pengajar-pengajar berdasi. Bayangkan untuk kelas eksekutif saja, bisa dibandrol 5-7 juta rupiah. Yang gratis juga banyak, syaratnya anda harus masuk ke organisasi mereka, lalu ikut kelas-kelas penyatuan diri dengan tuhan lewat alunan musik.
Pelatihan model seperti ini mencoba meredusir Islam dari ideologi ke spiritualitas belaka. Dari tauhid menjadi macam-macam tuhan serba ada. Makanya anda jangan kaget, jika ada orang Budha, Hindu, Nashrani, Konghucu hadir di pelatihan ini. Dalihnya, bahwa mereka sama-sama memiliki suara hati seperti orang Islam. Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mengidentifikasi mana suara hati dan mana suara setan? Coba hitung dari pelatihan motivasi seperti ini mana yang lebih sering mereka sebut: Tuhan atau Allah?
New Age Dan Sejarah Kaballah
Kasus di atas adalah satu kisah dari sekian banyak cacat inflitrasi New Age Movement (NAM) atau gerakan zaman baru dalam kehidupan kita. NAM sendiri di Barat sangat laku. Ia bukan lagi sekedar alternatif dari kekosongan nilai masyarakat, namun telah menjadi “agama” baru Barat persis setelah Frederich Nietszche membunyikan lonceng kematian Tuhan yang menggema di seluruh Eropa dan Amerika.
Anda penasaran seperti apa rupa NAM? Wikipedia mengatakan NAM adalah gerakan spiritual non-agama Barat yang berkembang pada paruh kedua abad ke-20. Fokus utamanya berkisar pada penyatuan dunia Timur dan Barat pada tradisi spiritual metafisik semata. Upaya ini gencar dilakukan untuk menanamkan pengikutnya lewat pengaruh self-help, psikologi motivasi, kesehatan holistik, parapsikologi, penelitian kesadaran dan fisika kuantum.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan spiritualitas tanpa batas atau dogma yang lebih inklusif dan pluralistik dalam kehidupan. Karakteristik lain dari NAM sendiri adalah bagaimana doktrin ini amat berpegang teguh pada pandangan dunia holistik, dalam arti bahwa Pikiran, Tubuh dan Roh saling berhubungan dan bahwa ada bentuk Kesatuan dan persatuan seluruh alam semesta. Lebih lanjut daripada itu, NAM berupaya simultan untuk menciptakan sebuah pandangan dunia yang meliputi ilmu pengetahuan dan spiritualitas.
Tidak selsai di situ, yang menarik ialah di paragraf terakhir Wikipedia menulis:
“The New Age movement includes elements of older spiritual and religious traditions ranging from atheism and monotheism through classical pantheism, naturalistic pantheism, and panentheism to polytheism combined with science and Gaia philosophy; particularly archaeoastronomy, astronomy, ecology, environmentalism, the Gaia hypothesis, psychology, and physics. New Age practices and philosophies sometimes draw inspiration from major world religions: Buddhism, Taoism, Chinese folk religion, Christianity, Hinduism, Islam, Judaism, Sikhism; with strong influences from East Asian religions, Gnosticism, Neopaganism, New Thought, Spiritualism, Theosophy, Universalism, and Western esotericism. The term New Age refers to the coming astrological Age of Aquarius
Dengan begitu, di sinilah kedok NAM sejati terbuka lebar. Ia rupanya tidak lebih dari pengejawantahan dunia kemusyrikan, paganisme, dan theosofi sebagai prinsip dasar pergerakan.
Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim patut waspada bahwa gerakan ini hanyalah peralihan wujud dari ide-ide kabbalah kuno dan misi Yahudi yang berlindung di kedok pelatihan kepribadian, spiritualitas, melejitkan potensi dan apalah namanya. Bahkan anda tahu, Nancy Percy, seorang pengkaji worldview dari Philadhelphia Biblical University, dalam tulisannya, Modern Islam And The New Age Movement menyatakan bahwa gerakan NAM hanyalah ekspresi yang lebih baru dari kecenderungan lama untuk mengimpor panteisme Timur ke dalam budaya Barat, yang dimulai dengan doktrinasi Plotinus dan neo-Platonisme.
JN Findlay, seorang teolog Kristen, juga mengatakan demikian. Ia beranggapan bahwa pengaruh pemikiran filsafat Yunani, khususnya Plato dan Neoplatonisme, pada perkembangan dalam Kabbalah telah lama diakui. Sejumlah Kabbalis mencatat ahwa ada hubungan erat antara Kabbalah dan filsafat Platonis. Dan fakta menunjukkan Kabbalah adalah sumber tunggal untuk ide-ide Platonis dan Neoplatonis yang kemudian akan berubah warna dari gagasan ancient wisdom kepada apa yang kita kaji sekarang ini (baca: NAM).
Plato sendiri adalah seorang peletak dasar etika filsafat Yunani yang kuat atas ide-ide penyatuan manusia dengan Tuhan. Oleh karena itu, David Livingstone, seorang pakar kajian Kabbalah, dalam tulisannya, Plato The Kabbalist, menyatakan bahwa menjadi keprihatinan kita semua bahwa gurita filsuf Kabbalis seperti Plato ini telah menjadi pilar banyak doktrin yang telah melanda abad kedua puluh. Dan konyolnya, satu-satunya alasan dia telah mencapai reputasi besar adalah bahwa dalam rimba sejarah Barat dan Timur, tradisi okultisme Plato telah dianggap sebagai “godfather” dari berbagai doktrin, dan sebagai wakil besar dari orang-orang yang berhubungan dengan tradisi kuno Kabbalah.
Plato dalam gagasannya mengatakan bahwa jiwa manusia tidaklah mati. Ketika kematian datang kepada tiap individu, ia akan bergabung kepada Sang Maha Baik. Doktrin ini mirip dengan Film yang banyak menyebarkan gagasan NAM, yakni Avatar. Dalam film berdurasi kurang lebih tiga jam dan menjadi top seller di Amerika ini, digambarkan bahwa bahwa jiwa insan manusia tidaklah mati, sebab mereka akan bergabung dengan Roh Eywa. Roh Eywa jangan kita tafsirkan adalah Allah. Sebab Eywa dalam mistisme Avatar, tidak lebih dari perwujudan Yahweh dalam agama Yahudi.
Peralihan doktrin dalam film Avatar ini sebelum menjadi pegangan NAM, sebenarnya bukan ide baru sebab ia telah diperkenalkan oleh Yahudi Mazhab Hasidik. Yudaisme Hasidik sendiri dipelopori oleh Baal Shem Tov pada medio 1600 hingga 1700 Masehi.
Menurut Michael Keene dalam bukunya “Agama-agama Dunia” menjelaskan bahwa Yudaisme Hasidik meninggalkan pendekatan orthodoks pada hal-hal ilmiah dan memuaskan perhatian pada tradisi ritual dan mistis Yahudi. Berbeda dengan mazhab Yahudi lainnya, pemimpin Yudaisme Hasidik (Rebbe) dipercayai memiliki karunia spiritual melebihi karunia yang diberikan pada rabbi pada umumnya. Gerakan Hasidik ini kemudian banyak menancapkan kuku baik di Israel maupun Amerika lewat penyatuan manusia dan Yahweh.
Oleh karena itu, ajaran NAM memang memiliki pandangan yang sejalan dengan ide-ide Kabbalah, Filsafat Plato, neo Platonisme, hingga theosofi. Akhirnya dengan begini kita bisa mengerucutkan pada garis umum tentang sifat sejati ajaran NAM sendiri yang berpijak pada lima elemen penting, yakni:
  1. Monisme, keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada, merupakan derivasi (penjabaran) dari sumber tunggal devine energy. Pada tingkat tertentu dapat digabungkan menjadi kesatuan dari semuanya.
  2. Pantheisme, yakni gagasan God is all and all is god, Allah adalah segala sesuatu dan segala sesuatu adalah allah. God within ourself atau Allah dalam diri kita. Bandingkan dengan God Spot ala Danah Zohar.
  3. Reinkarnasi, keyakinan bahwa jiwa manusia kembali pada eksistensi jas-maniah berulangkali, hingga mencapai keadaaan terbaik dan tertinggi dari Great Oneness atau keesaan agung alam semesta.
  4. Pencerahan, kepercayaan bahwa kita memiliki pengetahuan rahasia yang terkandung di alam bawah sadar kita. Sebagaimana disebutkan oleh Carl Gustave Jung, bawah sadar kolektif umat manusia memungkinkannya dapat memanipulasi energi dan zat [roh] dengan pikirannya, dan melaluinya dapat memperoleh kekayaan dan kesehatan.
  5. Spiritisme, keyakinan bahwa ada roh-roh yang dapat dihubungi oleh orang-orang mati sehingga dapat memberi wawasan kepada seseorang mengenai etika dan makna kehidupan di bumi.
Dengan menelisik data dan fakta yang ada, kita bisa menyimpulkan bahwa sejarah NAM adalah sejarah panjang sekaligus kelam dari kontinuitas ajaran Kabbalah yang ingin mewujudkan dunia ini dalam satu pandangan yakni Novus Ordo Seclorum. Pandangan ini tidak lebih ingin meredusir agama pada sisi spiritualitas belaka yang ujungnya akan menafikan peran Tuhan dalam agama tauhid, penyatuan manusia dengan tuhan, doktrin humanisme sekular, dan yang paling kita patut waspadai adalah membentuk kerajaan tunggal dimana dunia akan digerakkan oleh satu kekuatan, yakni Al Masihuddajal.
(Pz/Islampos/Bersambung)