Inilah kebenaran dan kebenaran itu terletak dalam pengetahuan seseorang dari kenyataan tentang dirinya. Berbekal dengan sebuah kenyataan dan mengambil keuntungan dari sesuatu hal yang istimewa, hal ini memberi peluang untuk mengetahui realitas tentang dunia di sekitarnya dan selanjutnya memperhatikan tempatnya dalam kehidupan ini. Jangkauan dari hubungan dan jaringan lapangan, serta kebenarannya, maka di situlah kewajiban itu.
Kebenaran, bagaimanapun harus memiliki contoh yang harus ditujukan kepada orang di sekelilingnya dan menjelaskan realitanya kepada mereka. Itu merupakan pesan dari pemberitahuan yang sangat penting untuk pelajaran dan pengajaran. Pesan Allah telah ditunjukkan untuk siapa saja yang Dia kehendaki dari di antara utusan-Nya yang terpilih, seperti utusan-Nya yang mulia dan utusan-utusan besar yang dekat dengan-Nya yang Dia telah memberi pendidikan.
Dari pengetahuannya sendiri, Dia mengirim, menurunkan wahyu yang menjadi petunjuk kebenaran dan wahyu itu telah diperkenalkan. Selanjutnya, sebagai isyarat dari kekuasaannya dan petunjuk dunia, di semua waktu dan tempat, utusan yang mulia dan utusan yang dekat ini dikirim untuk makhluknya dan utusan yang lain. Sebagaimana firman Allah:
"Dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk." (QS ar-Ra'ad : 7)
Secara kenyataan, bahwa hal ini merupakan tugas yang menguntungl:an untuk mencari kebenaran kembali jauh pada zaman dahulu dan tetap pada sejarah dirinya. Sejak hal ini akan tetap pada hal-hal yang mendasar kehidupannya hingga Allah mewarisi bumi dan keseluruhannya, hal ini telah diperpanjang Allah untuk setiap orang yang beriman yang datang mengakuinya. Cendekiawan ditetapkan sebagai pengganti nabi sebagai perantara pesan dan petunjuk yang diperhatikan, cahaya dan keuntungan yang bagus yang berlaku untuk seluruh umat manusia.
Oleh karena itu, pesan terakhir yang dinamakan kitab suci al-Quran telah dturunkan untuk seluruh umat manusia untuk menyebarkan pengetahuan dan kebenaran tentang al-Quran. Akan tetapi, selama mengerjakan hal tersebut, hal ini menunjukkan penghargaan terhadap kemampuan intelek, meskipun dalam lingkup pengetahuan sebagai jajahan dari intelek. Hal ini juga memperjuangkan penyebab dari ilmu pengetahuan dan hasilnya, dengan sebuah pandangan dari motivasi seseorang untuk menggunakan semua usaha yang mungkin dalam pertimbangan dan tafsiran diberikan untuk semua versi oleh tradisi ramalan dan dikerjakan demikian, mengidentifikasi tanda dari dunia yang tampak dan yang tidak tampak serta jiwa di masa datang.
Allah menenteramkan orang dengan membuka pintu hatinya dan menunjukkannya jalan yang sesuai pada tempatnya. Penerangan-Nya itu bertambah jika dia jujur dalam maksudnya dan tekun dengan ketaatannya kepada Allah serta melakukan tugasnya dengan penuh semangat hanya untuk mengharap ridha-Nya. Tidak hanya itu, Dia juga menawarkan janji kepada mereka yang tidak dapat dipecahkan untuk pengaruh itu, kapan saja perjalanan memperoleh kekuatan untuk peneliti dan pemikir serta ketika mereka menghadapi betbagai halangan dan rintangan. Dia Yang Maha Kuasa akan mengirimkan utusan kepada mereka dan membantu membuka kenyataan dengan lebih mudah buat mereka. Hal ini, sebagaimanayang mereka ketahui melalui petunjuk-Nya, dan dengan kelembutan-Nya, membantu mereka mengidentifikasi kenyataan-kenyataan itu dengan mempertimbangkan penuh tekad bulat ketulusan dan usaha mereka karena Allah adalah semua yang berpengetahuan banyak tentang mereka.
Firman Allah SWT yang bagus sekali:
"Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. " (QS an-Nahl : 93)
Oleh karena itu, tidak seorang pun yang memiliki alasan makhluk-makhluk-Nya tidak dapat menentang hukum Allah yang telah dibuat sedemikian rupa melalui kesadaran-Nya dan makhluk yang mau mendengarkan yang mengharapkan kebenaran, melawan makhluk Nya bagi siapa yang baik kurang memperhatikan atau herpura-pura perhatian tentang kebenaran. Sebagaimana firman Allah:
“Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima maka bantahan mereka itu sia-sia saja di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka axab yang sangat keras " (QS asy-Syura : 16)