Selasa, 12 Februari 2013

Beranda » » Manusia Vampir Peminum Darah Benar-benar Ada

Manusia Vampir Peminum Darah Benar-benar Ada

Margaret M. Stewart Vampir Manusia vampir ternyata benar-benar ada. Dokter asal Turki mengonfirmasi keberadaannya. Manusia tersebut kecanduan darah!

Manusia vampir yang dimaksud adalah seorang pria yang identitasnya tak diungkap. Ia suka melukai lengan, dada, dan perutnya, kemudian menampung darah yang menetes di dalam sebuah cangkir sebelum akhirnya meminumnya.

Pertama, pria itu suka meminum darahnya sendiri. Namun, perkembangan berikutnya, pria itu mulai menyerang orang lain untuk mendapatkan darah.

Untuk membantu kebutuhan darah pria itu, ayahnya harus mencari darah ke bank darah. Pria itu disuplai dengan darah di dalam kantong, persis seperti Bella Swan dalam film Breaking Dawn 1 yang menerima donor darah saat hamil.

Temuan manusia vampir ini dipublikasikan di jurnal Journal of Psychotherapy and Psychosomatics pada Jumat (8/2/2013).

Meski disebut manusia vampir, pria tersebut memiliki karakteristik berbeda dengan vampir dalam sejumlah film horor. Sifat meminum darah tidak diperoleh dari gigitan vampir lain. Pria itu, tentu saja, tidak akan muda dan selamanya.

Direnc Sakarya, dokter Denizli Military Hospital di Turki dan timnya justru menyatakan bahwa pria tersebut menderita Dissociative Identity Disorder (DID), Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Penyakit tersebut diduga terkait dengan masa kecil pria tersebut. Ia yang kini berusia 23 tahun dan telah menikah menyaksikan putrinya sakit dan meninggal karena sakit, pembunuhan pamannya, serta pembunuhan oleh temannya disertai dengan aksi pemotongan kepala dan penis.

Pria itu sering terlihat berbicara sendiri, merasa tersiksa oleh teman imajiner yang memaksanya bunuh diri. Ia juga punya kesenjangan memori, kadang lupa bagaimana bisa ada di tempat baru.

"Mungkin karena 'pindah' ke kepribadian lain, dia kehilangan jejak akan peristiwa berdarah yang dialaminya, tidak peduli siapa korban dalam peristiwa itu dan tetap lupa pada perilakunya," urai peneliti seperti dikutip Livescience, Jumat (8/2/2013).

Pria itu telah 6 bulan dalam perawatan. Perilaku meminum darahnya berkurang, meskipun gangguan dalam diri pria itu tetap ada. Obat yang diberikan pada pria itu bukan untuk penyembuhan.

Tidak jelas apakah pria tersebut juga menderita penyakit akibat meminum darah. Namun demikian, manusia sejauh ini tidak punya untuk meminum darah. Minum darah bisa mengakibatkan manusia kelebihan zat besi serta tertular penyakit yang dibawa darah.


LiveScience
Editor :
yunan