Bintik hitam itu berukuran 6 kali planet Bumi.
Kabar buruknya, bintik itu dapat memicu jilatan api matahari yang mungkin terjadi sekitar minggu ini.
Bintik hitam raksasa itu berhasil tertangkap oleh kamera Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA. SDO adalah salah satu pesawat ruang angkasa yang terus menerus memantau lingkungan cuaca di matahari.
Dari hasil tangkapan kamera tersebut, bintik hitam itu terlihat terus membesar dalam waktu 48 jam sejak hari Selasa dan Rabu, minggu lalu.
"Bintik hitam itu terus berkembang menjadi seukuran enam kali diameter Bumi. Tapi, ukuran rincinya sangat sulit diukur karena berada pada bentuk bola, bukan pada permukaan datar," kata Karen Fox, jurubicara NASA di Badan Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland-AS, dilansir Space, 28 Februari 2013.
Dari sebuah deskripsi gambar, Fox menjelaskan, bahwa bintik hitam itu sebenarnya adalah kumpulan dari noda gelap yang ada di permukaan matahari dan berkembang sangat pesat.
"Bintik hitam itu terbentuk dari pergeseran medan magnet di permukaan matahari, dan suhunya lebih dingin dari suhu matahari," jelas Fox.
Dia menambahkan, beberapa medan magnet yang kuat di wilayah bintik hitam itu menuju ke arah yang berlawanan, sehingga membuat aktivitas matahari meningkat.
"Kejadian itu adalah bentuk yang stabil, sehingga para peneliti dapat mengetahui bahwa kejadian itu dapat menyebabkan letusan radiasi pada matahari atau yang disebut jilatan api matahari, populer disebut badai matahari," ujar Fox.
Saat ini, matahari berada di tengah fase aktif siklus cuaca 11 tahun dan diperkirakan akan mencapai puncak aktivitasnya sekitar tahun ini. Namun, para ilmuwan masih enggan menjabarkan apa dampak langsung terbesarnya bagi Bumi. (sj)
( NASA/Steele Hill )
Para ilmuwan di NASA baru-baru ini mengungkapkan sesuatu yang buruk terjadi di matahari, setelah melihat sejumlah sunspot, atau bintik hitam di permukaan matahari, yang diperkirakan berukuran enam kali Bumi.Kabar buruknya, bintik itu dapat memicu jilatan api matahari yang mungkin terjadi sekitar minggu ini.
Bintik hitam raksasa itu berhasil tertangkap oleh kamera Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA. SDO adalah salah satu pesawat ruang angkasa yang terus menerus memantau lingkungan cuaca di matahari.
Dari hasil tangkapan kamera tersebut, bintik hitam itu terlihat terus membesar dalam waktu 48 jam sejak hari Selasa dan Rabu, minggu lalu.
"Bintik hitam itu terus berkembang menjadi seukuran enam kali diameter Bumi. Tapi, ukuran rincinya sangat sulit diukur karena berada pada bentuk bola, bukan pada permukaan datar," kata Karen Fox, jurubicara NASA di Badan Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland-AS, dilansir Space, 28 Februari 2013.
Dari sebuah deskripsi gambar, Fox menjelaskan, bahwa bintik hitam itu sebenarnya adalah kumpulan dari noda gelap yang ada di permukaan matahari dan berkembang sangat pesat.
"Bintik hitam itu terbentuk dari pergeseran medan magnet di permukaan matahari, dan suhunya lebih dingin dari suhu matahari," jelas Fox.
Dia menambahkan, beberapa medan magnet yang kuat di wilayah bintik hitam itu menuju ke arah yang berlawanan, sehingga membuat aktivitas matahari meningkat.
"Kejadian itu adalah bentuk yang stabil, sehingga para peneliti dapat mengetahui bahwa kejadian itu dapat menyebabkan letusan radiasi pada matahari atau yang disebut jilatan api matahari, populer disebut badai matahari," ujar Fox.
Saat ini, matahari berada di tengah fase aktif siklus cuaca 11 tahun dan diperkirakan akan mencapai puncak aktivitasnya sekitar tahun ini. Namun, para ilmuwan masih enggan menjabarkan apa dampak langsung terbesarnya bagi Bumi. (sj)