Senin, 11 Februari 2013

Beranda » » Festival Cina di Banda Aceh era Belanda

Festival Cina di Banda Aceh era Belanda

KAWASAN Peunayong yang dikenal sebagai daerah pecinan dan pusat perdagangan di Banda Aceh sudah lama menjadi daerah hunian etnis Tionghoa. Di kawasan ini mereka hidup turun temurun sambil berdagang.
Sebuah foto lama koleksi Tropen Museum memperlihatkan warga Tionghoa berfoto saat pagelaran festival etnis Tionghoa kala itu. Foto itu  memperlihat orang Cina masa itu masih bergaya ala film kung fu: rambut panjang yang dikuncir ke belakang. Disebutkan, foto itu diperkirakan diambil sekitar tahun 1875-1885.

Sejumlah catatan sejarah menunjukkan keberadaan etnis Tionghoa di Banda Aceh bermula dari adanya hubungan dagang.  Diperkirakan mereka masuk ke Aceh sejak abad ke-14. Peunayong sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Krueng Aceh, diyakini sebagai kawasan keluar masuknya barang dari dan keluar Aceh. Sampai saat ini masih ada bangunan kuno di Peunayong dengan desain arsitektur mirip bangunan khas Cina.
Sampai saat ini ada dua versi soal asal muasal kata Peunayong. Ada yang bilang Peunayong berasal dari kata "peumayong" yang berarti memayungi. Sedangkan sumber lainnya menyebut berasal dari kata "peu na jung."  Jung adalah kapal yang dipakai orang Cina ketika membawa barang ke Aceh. Sedangkan "peu na" adalah bahasa Aceh yang bermakna "adakah". Jadi, ketika hendak bertanya adakah kapal cina yang masuk, pertanyaannya menjadi "peu na jung?" Dalam perkembagannya, "peu na jung" menjadi Peunayong. Anda lebih yakin yang mana?[]