Rabu, 27 Februari 2013

Beranda » , » Puisi Cinta Pak Habibie Untuk Ibu Ainun

Puisi Cinta Pak Habibie Untuk Ibu Ainun

Puisi Cinta Karya Pak Habibie Untuk Mengenang Ibu Ainun

Cinta sejati tidak akan pernah padam, walaupun raga sudah pergi menghadap sang Pencipta.
Puisi Cinta Pak Habibie Untuk Ibu Ainun

Keabadian cinta sejati yang diberikan bapak BJ Habibie kepada ibu Ainun tidak hanya dirasakan mereka berdua, tetapi juga dirasakan seluruh warga Indonesia. Saat berita wafatnya ibu Ainun tersebar, kita bisa melihat sendiri bagaimana bapak Habibie sangat kehilangan. Saat kesedihan dalam wajah terpancar, maka kesedihan dan rasa kehilangan itu menyentuh hati kita. Kita bisa merasakan betapa besar cinta seorang BJ Habibie kepada mendiang istrinya.

Seribu hari telah berlalu. Pada tanggal 15 Februari 2013, berlangsung peringatan 1.000 hari wafatnya Ainun di kediaman Habibie, Jl. Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan. Dalam acara tersebut, bapak Habibie menuliskan sebuah puisi cinta untuk ibu Ainun. Inilah puisi yang menggambarkan betapa dalam rasa cinta beliau.


SERIBU
Sudah seribu hari Ainun pindah ke dimensi dan keadaan berbeda.
Lingkunganmu, kemampuanmu, dan kebutuhanmu pula berbeda.
Karena cinta murni, suci, sejati, sempurna dan abadi tak berbeda.
Kita tetap manunggal, menyatu dan tak berbeda sepanjang masa.


Ragamu di Taman Pahlawan bersama Pahlawan bangsa lainnya.
Jiwa, roh, bathin dan nuranimu menyatu denganku.
Di mana ada Ainun ada Habibie, di mana ada Habibie ada Ainun.
Tetap manunggal dan menyatu tak terpisahkan lagi sepanjang masa.


"Titipan Allah bibit cinta Ilahi pada tiap insan kehidupan di mana pun.
Sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan dan kehendak-Mu Allah.
Kami siram dengan kasih sayang, cinta, iman, taqwa dan budaya kami,
Yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi sepanjang masa.


Allah, lindungi kami dari godaan, gangguan mencemari cinta kami.
Perekat kami menyatu, manunggal jiwa, roh, bathin dan nurani kami.
Di mana pun, dalam keadaan apa pun kami tetap tak terpisahkan lagi.
Seribu hari, seribu tahun, seribu juta tahun.. sampai akhirat.


Bacharuddin Jusuf Habibie
Jakarta, 15 Februari 2013