SEJARAH opium dimulai di tahun 3400 SM ketika para petani mulai menanamnya di Mesopotamia bagian bawah.
Berdasarkan catatan di situs House of Opium, sebuah museum di Propinsi Chiang Rai di Thailand, sejak saat itu para penduduk telah menanam dan menggunakan opium sebagai narkotika dan sebagai obat dalam bidang kedokteran.
Sejak dimulainya penanaman opium tersebut, pemakaian salah satu zat adiktif ini terus mewabah ke seluruh dunia.
Banyak negara-negara dunia menilai, perdagangan opium sangat menguntungkan. Ketertarikan dunia terhadap opium ini pernah memicu peperangan antara Inggris dengan China medio tahun 1800-an.
Opium seringkali disebut dengan emas hitam karena sifat barangnya yang sangat berharga.
Di akhir tahun 1900-an, tiga negara di Asia muncul menjadi penguasa dan pusat perdagangan opium yang kemudian dikenal dengan Segitiga Emas.
Segitiga Emas terdiri dari Thailand, Laos dan Birma yang meliputi lebih dari 100 ribu kilometer persegi lahan opium di pegunungan. Lahan ini dibelah oleh dua buah sungai besar yaitu Mekong dan Ruak.[]
Berdasarkan catatan di situs House of Opium, sebuah museum di Propinsi Chiang Rai di Thailand, sejak saat itu para penduduk telah menanam dan menggunakan opium sebagai narkotika dan sebagai obat dalam bidang kedokteran.
Sejak dimulainya penanaman opium tersebut, pemakaian salah satu zat adiktif ini terus mewabah ke seluruh dunia.
Banyak negara-negara dunia menilai, perdagangan opium sangat menguntungkan. Ketertarikan dunia terhadap opium ini pernah memicu peperangan antara Inggris dengan China medio tahun 1800-an.
Opium seringkali disebut dengan emas hitam karena sifat barangnya yang sangat berharga.
Di akhir tahun 1900-an, tiga negara di Asia muncul menjadi penguasa dan pusat perdagangan opium yang kemudian dikenal dengan Segitiga Emas.
Segitiga Emas terdiri dari Thailand, Laos dan Birma yang meliputi lebih dari 100 ribu kilometer persegi lahan opium di pegunungan. Lahan ini dibelah oleh dua buah sungai besar yaitu Mekong dan Ruak.[]