Rabu, 13 Februari 2013

Beranda » » Saladin: Kisah dan Mitos Kepahlawanan (1)

Saladin: Kisah dan Mitos Kepahlawanan (1)


Saladin


Kaisar Byzantium Alexius Comnenus mengirimkan serangkaian pesan bernada panik kepada Paus Urbanus II di Roma. Hanya satu isi pesan-pesan tersebut, bantuan. Bangsa Seljuk dari Turki telah menaklukkan Anatolia yang luas hingga mencapai wilayah kekuasaan sang Kaisar.
Mereka telah berada di luar gerbang Konstantinopel. Tanpa bantuan, Comnenus mengatakan kepada Paus bahwa tentara Byzantium tak akan bisa bertahan dan Konstantinopel, benteng terakhir Kristen di Timur, pasti akan jatuh ke Turki.

Dalam sidang Dewan Clermont di Prancis pada November 1095 itu, Comnenus tidak hanya menggalang pasukan untuk menyelamatkan Konstantinopel, tetapi juga mencetuskan serangkaian ‘perang suci’ untuk membebaskan Tanah Suci dan Yerusalem dari 400 tahun kekuasaan Muslim. Sejarawan Philip Hitti menyebut pertemuan tersebut sebagai pidato paling efektif dalam sejarah.

Sejarah mencatat perang ini dikenal dengan nama Perang Salib yang berlangsung selama 300 tahun dalam sembilan periode. Masa benturan dua peradaban besar ini memperkenalkan beberapa tokoh abad pertengahan yang luar biasa.
Salah satunya adalah seorang pahlawan bagi umat Islam dan Kristen, al-Malik al-Nasir al-Sultan Salah al-Din Yusuf bin Ayyub. Dunia Barat menyebutnya dengan julukan Saladin. Pada saat Saladin muncul, tentara salib telah menyelamatkan Konstantinopel dan menaklukkan Tanah Suci.

Bangsa Franka dari Prancis berhasil mendirikan apa yang mereka sebut Kerajaan Latin Yerusalem selama 70 tahun. Tentara salib menjadi minoritas kecil di antara lautan Muslim yang saat itu saling bermusuhan. Hal tersebut menjadikan pemerintahan mereka tidak gampang. Di sisi lain, kekuatan Islam yang terpecah antara Seljuk yang didominasi khalifah Baghdad, Dinasti Fatimiyah, dan seorang panglima perang di Suriah Nur al-Din. (bersambung)

Ani Nursalikah
Redaktur : Heri Ruslan