Kamis, 14 Maret 2013

Beranda » » Hubungan Bangsa Mongol dan Muslim

Hubungan Bangsa Mongol dan Muslim

35 tahun adalah waktu yang dibutuhkan para penjajah Mongol untuk menerima agama Islam, agama yang dianut masyarakat yang dijajah bangsa Mongol. Agama menaklukkan para penjajah yang terkenal kejam bengis, brutal, penghancur, pemusnah, perusak alam, pembunuh, perampok.
Bangsa Mongol bila dilacak akan sampai pada Gurun Gobi di tepian utara negeri Cina. Mongol adalah suku pengembala dan mereka menyembah berhala, binatang dan bersujud kepada matahari terbit. Mereka juga mengkultuskan roh nenek moyang dan kerap menyajikan sesajen kepada hewan-hewan buas.
35 tahun setelah invasi bangsa Mongol ke daerah kekuasaan daulah Islam yang meliputi wilayah Eropa timur dan Siberia barat, wilayah Iran, Wilayah Cina dan Mongolia, Wilayah Turkerstan barat dan ilayah Hindustan. Bangsa Mongol mulai menerima Islam.
Thomas Arnold seorang sejarawan dari Inggris mengatakan tentang diterimanya agama yang dianut masyarakat daerah yang dijajah oleh para penjajahnya, Islam yang dianut oleh masyarakat daerah daulah Islam oleh penjajah bangsa Mongol “Tidak bisa tidak, Islam pun bangkit dari bawah puing-puing kebesaran pertamanya dan reruntuhan kemuliaan abadinya. Islam mampu bangkit berkat perantaran para dainya, menarik hati para penakluk barbar hingga akhirnya memeluk Islam. Layaklah pujian dipersembahkan atas kegigihan para dai muslim, ketika mereka menghadapi beragam ujian, yang terberat diantaranya adalah aduk bangkit dengan bangsa Mongol. Dalam sejarah, tidak ada peristiwa yang sebanding dengan peristiwa aneh itu.”
Jenghis khan, khan agung pertama pernah membunuh orang-orang muslim yang mempraktekkan ajaran agama Islam. Bahkan memberi penghargaan kepada saja yang menunjukkan orang muslim yang berani melaksanakan perintah agamanya. Pada era Guyuk khan, cucu Jenghis khan yang menguasai daerah Cina dan Mongol memerintah dengan memberikan tekanan dan kekerasan kepada para muslim. Arghun khan Mongol keempat di Persia menindas kaum muslim, memecat seluruh pejabat muslim yang terkait dalam peradilan dan ekonomi.
Toh akhirnya bangsa Mongol tunduk pada agama Islam yang tadinya mereka hinakan dan mereka jadikan keset kaki-kaki mereka. Namun sayangnya tak ada nama-nama dalam sejarah yang tercatat untuk diberi anugrah atas keberhasilan mereka memperjuangkan Islam dibawah tekanan penjajah Mongol.
Mungkin 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun dari sekarang pun, ketika Islam kembali menguasai dunia, anak cucu kita akan membaca sejarah. Sejarah tentang perjuangan para pejuang Islam mengembalikan kehidupan Islam setelah dijajah penjajah melalui penerapan ideologi sekuler, demokrasi dll.
35 tahun terasa sebentar dalam lembaran sejarah, namun terasa lama bagi pelaku sejarah, maka bersabarlah.
Iry Susanty