Selasa, 05 Maret 2013

Beranda » » Sabah Bergolak, Inggris Harus Bertanggungjawab!

Sabah Bergolak, Inggris Harus Bertanggungjawab!

13624523771696382501
Gambar:Kompas.Com Dalam perjalanan sejarah nusantara ini beberapa rejim imperilais barat sudah sejak lama mengacak-ngacak kawasan ini,seperti yang dilakuakan Spanyol dan AS di Filipina,Inggris di Semenanajung Melayu ,Belanda di kepulauan Indonesa,serta Perancis di Indo Cina yang semua daerah -daerah tersebut dalam masa perang dunia kedua (1939-1945) sempat di kuasai oleh Kekaisaran Jepang.
Kekalahan Jepang dalam PD II seiring berakhir pula era penjajahan jepang di kawasan tersebut,namun kemudian bangsa-bangsa barat coba memulihkan kembali penjajahannya dengan merujuk kepada suatu perjanjian San Francisco yang mereka buat sendiri menjelang berakhirnya PD II ,dan mereka pulihkan kekuasaan sebagaimana sebelum terjadinya PD II itu.
Upaya imperilais Barat itu mendapat perlawanan keras dari banagsa -bangsa Asia,sehingga satu demi satu kawasan tersebut berhasil melepaskan diri melalui sejarah perjuangan yang harus dibayar dengan sangat mahal oleh berbagai pihak.Terkait masalah negara bagian Sabah ,Malaysia yang sekarang sedang bergolak itu sesungguhnya tidak terlepas dari kongkow Inggris dengan Teungku Abdurahman,pendiri negara federasi Malaysia yang merdeka dari Inggris 31 Agustus 1957.
Sementara wilayah Sabah sebelumnya disewa oleh Inggris dari Kesultanan Sulu yang tiap tahun membayar sewaannya kepada Ksultanan Muslim di Filipina selatan tersebut.Dalam konteks ini berarti rejim monarchi konservatif Inggris itu secara de facto dan de jure mengakui kawasan Sabah sebagai wilayah teritorial dari kesultanan Sulu yang juga menguasai Kepulauan Sulu,dan juga Palawan di Fiulipina Selatan.Akan tetapi rejim kolonial Inggris kemudian tahun 1963 menyerahkan Sabah kepada Malaysia seiring mendukung kemerdekaan Singapore dari Persekutuan tanah Melayu(Malaysia).
Apa yanag dilakuakan Inggris tersebut sempat menimbulkan ketegangan dengan Indonesia dan Filipina yang sebelum sudah menyepakati bersama Teungku Abdurrahman untuk membentuk Maphilindo(Malaysia,Philipina,Indonesia)guna meredam konflik -konflik yang menyangkut ketiga negara-negara tersebut.Karena Sukarno mengklaim Kalimantan Utara(Sabah Serawak),sementara Macapagal juga mengangggapnya sebagai bekas Kesultanan Sulu ,tetapi semuanya buyar oleh konspirasi barat sehingga Indonesia sampai keluar dari keanggotaannya di PBB lalu melancarkan konfrontasi melawan Malaysia.
Selamjutnya Presiden Sukarno membawa Indonesia ke Poros Jakarta-Pnompenh-Hanoi dan Beijing hingga Pyingyang yang anti Barat.Politik anti barat Sukarno kemudian dihancurkan oleh kongkow barat dalam G 30 S/PKI lalu muncul rejim Orde baru pimpinan Suharto yang sangat pro barat dan mulanya anti China. Sementara di kawasan Sabah Inggris mengakui Malaysia sebagai penguasa terhadap wilayah Sabah,yang menimbulkan konflik sampai sekarang.Inggris sebenarnya tidak bisa begitu saja menyerahkan wilayah Kesultanan Sulu kepada Malaysia ,meskipun dengan alasan referendum keturunan Kesultanan Sulu tidak mengakuinya.
Akan tetapi masalah itu berhasil diredam beberapa lamanya karena solidaritas ASEAN,tetapi sekarang hal itu muncul kembali dan kelompok bersenjata dipimpin langsung oleh adik Sultan Sulu , Jamalul Kiram, Abgimuddin Kiram mendarat di bagian timur Sabah tanggal 11 Februari 2013 lalu.Kemudian mereka bersembunyi di kawasan Lahad datu,Sabah.Setelah beberapa lama mengadakan negoisasi ,Pemerintah Malaysia mengepung kelompok Sulu mengepung rapat dan akhirnya terjadilah baku tembak yang sejauh ini sudah menelan korban 27 orang tewa termasuk 7 aparat keamaman Malaysia,serta puluhan lainnya menderita luka-luka.
Pemerintah Filipinan dan Malaysia tersentak dan semakin tegang dalam menanggapi masalah tersebut, dan sekarang Menlu Filipina Alberto del Rosario berada di Kuala Lumpur meminta kepada rejim Kuala Lumpur supaya memberi toleransi maksimum kepada kelompok muslim Sulu itu.Selain itu Menlu Filipina Alberto Del Rosario dalam pertemuannya dnegan Menlu Malaysia Hanifah Aman meminta supaya diijinkan untuk merapatkan kapal perang Filipina di Lhad Datu guna mengangkut kelompok muslim Sulu tersebut,demikian ditegaskan oleh jubir Kemenlu Filipina Raul Hernandes,Senin 4 Maret 2013 kepada wartawan di Manila.
namun demikian sejauh ini belum diketahui bagimana tanggapan Malaysia terhadap permintaan Filipina tersebut,tetapi keadaan Sabah masih sangat mencekam dan jam malam sudah diberlakukan di negara bagian paling timur Malaysia tersebut. Sementara sekitar 500-an TKI sudah diungsikan ketempat-tempat yang aman ,serta menurut laporan dari Kinabalu,ibukota Sabah TKI itu akan dikembalikan ketempatnya berkerja jika keadaaannya sudah normal kembali.

Tm Nurdin