Nab Bahani AS: Peran Reje Linge Sebatas Kearifan Lokal Saja
Raja-raja di Indonesia sebenarnta sudah bubar sejak republik Indonesia lahir. Raja-raja sekarang yang bertahan seperti Keraton di di Pulau Jawa, itu karena inisiatif masyarakat dan daerah untuk mempertahankan kearifan lokal. Begitu pula Gayo, sah-sah saja mengangkat Reje Linge untuk memperkuat kearifan lokalnya.
“Sudah pasti Raja-raja itu harus secara tradisi, karena kerajaan yang ada harus diluar sistem kenegaraan, karena tidak boleh ada negara dalam negara,” kata budayawan dan kolomnis sejarah Aceh Nab Bahani AS kepada Lintas Gayo saat dikonfirmasi terkait penobatan Reje Linge ke-20 di Banda Aceh.
Menurut Nab Bahani pengukuhan Reje Linge ke-20 secara kearifan lokal sangat menguntungkan dapat menjalankan perannya sebagai penjaga tradisi, namun secara kebijakan kenegaraan tidak boleh, karena negara sudah diatur Undang-undang.
“Peran Reje Linge sebatas kearifan lokal saja,” lanjut Nab Bahani.
Namun Nab Bahani menyebutkan, kalau kebijakan pemerintah selalu melibatkan Reje Linge, itu sangat baik karena singkronisasi pembangunan betul-betul berjalan. “Kalau pemerintah melakukan itu, kedua belah pihak saling menguntungkan,” jelas penyunting buku Tarikh Aceh dan Nusantara karya H.M. Zainuddin. (Atia)