Jengis Khan menguasai daerah Asia yang begitu luas, ditambah Eropa timur dan Hindustan, Jengis khan membagi-bagi wilayahnya kepada putra-putranya. Jochi putra sulungnya diberi daerah Rusia, Khwarezmia, Kaukasia, Bulgar (Kazan). Chagatai putra Jengis Khan yang lain diberi daerah Uyghur (Gansu di Cina sekarang), Turkerstan barat dan Transoxiana. Tolui putra Jengis Khan yang lain diberi daerah Khurasan, Persia, Asia kecil dan Arab. Sedangkan Ogedei Moshul (Mongolia sekarang), Cina, Hotan (Turkerstasn Timur).
Jochi anak sulung Jengis Khan memerintah daerah Rusia, Khwarezmia, Kaukasia, Bulgar (Kazan) disebut juga Mongol utara atau Kelompok Emas (golden Horde). Seharusnya Jochi didaulah untuk menjadi khan agung pengganti Jengis khan, namun sebelum Jengis khan meninggal Jochi terlebih dahulu meninggal. Maka Jengis khan memberikan tahtahnya pada saudara Jochi yaitu Ogedei dan keturunan Jochi hanya menjadi dinasti penguasa Eropa Timur.
Pengganti Jochi adalah putranya Batu Khan. Pengaruh Islam terhadap dinasti Jochi sangat kental, hal ini karena Jochi menikahi seorang putri bernama Risalah binti Khawarizm Syah kakak Sultan Jalaludin penguasa Islam sebelum diinvasi bangsa Mongol. Batu khan walau tidak memeluk Islam namun ia terkenal karena mengasihi muslim.
Pengganti Batu Khan adalah Shartuq. Namun iya tak lama memerintah dan karena putra-putra masih kecil maka dinasti diteruskan oleh saudara Batu khan, Berke khan. Dan ia adalah khan pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 650 H / 1267 M. Begitu cintanya Berke khan pada Islam hingga ia berbaiat pada Khalifah Al-Mus’tashim di Bagdad.
Setelah Berke khan digantikan oleh anak-anak dan cucu dengan berbagai macam konflik dan peristiwa, dinasti Jochi menguasai begitu luas daerah. Mongol Utara yang luas membentang dari Polandia Tengah di belahan barat sampai Siberia Tengah di belahan Timur, dari samudra Arktik di belahan utara sampai Azerbaijan di belahan selatan. Luasnya wilayah membawa permasalahan disintegrasi, akibatnya terjadi permisahan wilayah. Antara lain pemisahan Kazan oleh Muhammad Ocalan Khan yang merupakan saudara khan Mongol utara yang ber ibukota di Sirai yaitu Muhammad Kujek. Ada lagi pemisahan ke-khan-an Astrakhan oleh Hajji Cherkes. Lalu ke-khan-an Siberia, ke-khan-an Krimea.
Diakhir riwayatnya dinasti Jochi runtuh akibat serangan Rusia dan lemahnya penerapan syariat Islam. Tahun 1189 H Rusia berhasil membebaskan ibukota dinasti Jochi, Krimea yang kemudian hari ketika Rusia menjadi Uni soviet dihadiahkan kepada Republik Ukraina.
Setelah Rusia yang memerintah, muslim ditindas, bahkan lebih kejam dari Dewan Inspeksi Katolik di Spanyol. Mereka orang-orang Rusia berupaya mengembangkan cara-cara keji Spanyol. Antara lain melakukan pembunuhan, perampasan kehormatan, penyiksaan dan pemusnahan etnis.
Rusia melakukan pencerai-beraian dan pembuangan sehingga sebagaian besar tartar muslim pindah ke Eropa dan Amerika. Sedangkan yang tinggal di Uni soviet dibagi-bagi dan dikirim keseluruh pelosok uni soviet alhasil kaum muslim menjadi minoritas dimanapun ia berada. Rusia mengasingkan ribuan kaum muslimin ke daerah terpencil di Siberia, dimana kehidupan disana sangat sulit dan kerap mendatangkan kematian. Rusia telah melakukan pembuangan ke Siberia banyak suku seperti Tartar Krimea, Chechnya, Bashkir dll.
Rusia menghancurkan masjid, mengambil fungsi sebagian menjadi gereja, istal, tempat pengembalaan, asrama tentara dan bar. Serta mengambil fungsi Madrasah Al-qur’an menjadi pusat-pusat penyebaran Kristen. Saat tentara muslim menyebarkan islam dengan menduduki suatu wilayah, Rasulullah melarang keras memaksakan agama; merampas harta; membunuh anak-anak, wanita dan orang tua; serta melarang melakukan pengrusakan. Contoh terkenal adalah saat Shalahuddin Al-Ayyubi merebut Al-quds, beliau tidak mengahancurkan gereja-gereja.
Rusia memberlakukan pajak yang tinggi, pengurangan kualitas hidup, pemaksaan wajib militer terhadap muslim. Melakukan penculikan terhadap anak-anak kaum muslimin dan memisahkan mereka dari keluarga untuk dididik di sekolah Kristen.
Ketika Rusia berubah menjadi komunis, Rusia melarang keagamaan baik Kristen, Islam maupun Budha. Melarang menunaikan ibadah haji, zakat dan lainnya. Bahkan Rusia yang komunis memaksa para muslimah untuk melepas jilbab dan kerudung. Rusia menambah jam kerja saat Ramadhan serta mengintimidasi muslim yang shalat di Masjid. Saat pemerintahan Stalin nyaris sebelas juta jiwa umat Islam yang dibantai dengan dalih tuduhan berkhianat terhadap Rusia pada perang dunia II.
Saat Uni soviet pecah, terpecah dalam federal Islam dan memerdekakan diri dari Rusia, Azarbaijan, Kazakstan, Uzbekistan, Kirghistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Sementara itu republik dan distrik yang berafiliasi dengan Rusia dan ukraina tak dapat memerdekakan diri.
Perlawanan umat Islam pun dilancarkan, namun sayang gerakan apapun yang menjanjikan kemerdekaan muslim beribadah di Rusia hanya janji. Bahkan mereka semakin ditekan dan disiksa. Muslim Rusia pernah mendukung Partai Liberal Demokrat namun akhirnya partai itu menghianati muslim. Muslim Rusia juga pernah mendukung Partai Sosialis Revolusi yang menjanjikan pemeluk agama Islam akan dihormati namun sekali lagi dihianati.
Saat Revolusi Bolshevik, revolusi yang hendak pergantian dari sistem pemerintah kerajaan menjadi sosialisme. Umat muslim dijanjikan tidak akan mengalami penindasan jika muslim mendukung revolusi ini. Muslim dengan lugunya mendukung, namun kenyataannya belum lama orang komunis berkuasa umat islam kembali mengalami penindasan. Pernah juga muslim di Krimea melakukan pemilihan komite muslim untuk menjadi cikal bakal pemerintahan Islam nasional, namun hanya bertahan tiga bulan setelahnya ditumpas militer Rusia.
Bagi muslim ideologi yang paling baik untuk pemerintahan negara yang dihuni adalah Islam, bukan sekulerisme apalagi sosialisme. Hanya Islam ideologi yang membuat orang Islam dan non Islam bisa beribadah.
Pada zaman sekarang, bangsa Tartar-muslim di Rusia hidup tanpa tahu-menahu banyak ajaran agama mereka sendiri. Ini tidak lain merupakan hasil serbuan pemikiran dan penyelewengan ajaran Islam yang dilancarkan Rusia.
Iry Susanty