Rabu, 13 Februari 2013

Beranda » » Saladin: Kisah dan Mitos Kepahlawanan (4)

Saladin: Kisah dan Mitos Kepahlawanan (4)


Saladin

Saladin memaafkan kejahatan Richard ini. Selama pertempuran di Jaffa, kuda Richard tewas di hadapannya. Saladin lalu mengiriminya kuda pengganti disertai pesan, “Tidak benar prajurit yang begitu berani harus bertempur tanpa kuda.”

Saladin lebih memilih negosiasi dan diplomasi daripada pertempuran. Perang baginya adalah sarana terakhir yang diperlukan untuk mencapai tujuan setelah usaha lain gagal. Berulang kali ia menemukan dirinya dalam kesulitan karena usahanya mengobarkan perang yang manusiawi.

Meskipun di Barat ia digambarkan sebagai lonceng kematian Kristen dan musuh terburuk, ia tampaknya memiliki pendekatan bertingkat terhadap Kristen.

Semangatnya tidak pernah goyah untuk mengusir kaum Franka keluar dari Tanah Suci. Tapi, ketika berhadapan dengan orang Kristen, ia menunjukkan rasa hormat dan bahkan mengagumi keyakinan mereka.

Hal ini dapat dilihat pada keputusannya untuk tidak meruntuhkan Gereja Makam Suci (Hoy Sepulchre). Para pendeta diberi keleluasaan untuk menerima peziarah. (bersambung)



Reporter : ani nursalikah
Redaktur : Heri Ruslan