We were not drafted by the whip, like a mob of slaves
To shed our blood in foreign lands
Our will is to be forever free
Our dream – to die for our country
From all directions, tens of thousands of obstacles
Cruel fate has placed on our path
But enemies, spies and prison houses
Will never be able to stop us
Itulah secuplik mars kelompok Teroris Lehi yang ditulis Avraham Stern bersama isterinya Roni. Lagu tersebut menggambarkan bagaimana militansi keompok Teroris Lehi dengan visi yang cukup menyentak dunia, yaitu mendirikan dan mengabdi pada Zionis Israel: Hidup maupun mati.
Setelah kematian Jabotinsky sebagai aktor intelektual Irgun pada tahun 1940, maka Avraham Stern pun keluar dari Irgun. Namun karir Avraham Stern tidak lantas surut, pria yang sangat rasis dan pro zionis ini segera saja membentuk sel kelompok teroris baru yang diberi nama Lehi Hirot Israil (Lehi) atau dalam bahasa Indonesia disebut "Perjuangan Untuk Kebebasan Israel". Sebuah nama yang absurd kalau tidak mau dibilang aneh, karena Israel merasa terjajah dan berjuang untuk bebas, ya anomali. Sebab merekalah yang sejatinya menjajah dan bebas dari aturan hukum selama ini.
Lehi pun kemudian berkembang pesat menjadi basis militer Yahudi yang brutal dalam mendirikan Negara Zionis Israel. Mereka melancarkan aksi-aksi rekayasa agar Negara Zionis Israel cepat berdiri dengan mengorganisis para imigran Yahudi untuk berbondong-bondong menduduki tanah Palestina. Mereka pun aktif melancarkan propaganda tujuan Zionis ke seluruh dunia, yakni mendirikan Negara Yahudi di dua tepi sungai Yordan dan membentuk para pelobi Zionis di tiap konferensi perdamaian.
Pada Februari tahun 1942, Avraham Stern tewas dibunuh oleh pasukan Inggris. Kejadian ini pun memicu konflik dimana para kader Lehi melakukan aksi teror kepada Menteri Inggris untuk urusan Timur Tengah, Lord Movin. Aksi itu dilakukan semata-mata sebagai aksi balas dendam atas terbunuhnya Stern. Maka puncak daripada itu semua, pada tanggal 6 November 1944, Lord Movin pun tewas di tangan gerombolan Lehi.
Pembunuhan ini sontak saja mengguncang pemerintah Inggris dan menyulut kemarahahan, Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill. Kedua pembunuh, yakni Eliahu Bet-Zouri dan Eliahu Hakim akhirnya ditangkap. Mereka pun dieksekusi mati oleh pemerintah Inggris. Pada tahun 1975, jasad mereka pun dikembalikan ke Israel dan disambut rezim Zionis dengan upacara pemakaman kenegaraan. Bahkan pada tahun 1982, muncullah sebuah perangko bergambar Bet-Zouri dan Hakim yang ditempeli sebuah tulisan untuk mebangkitkan militansi Zionisme: "Syuhada perjuangan kemerdekaan Israel."
Melalui kerjasama dengan kelompok-kelompok teroris Zionis lainnya, Lehi melakukan operasi pembunuhan terhadap warga Arab, diantaranya adalah penyerangan dan pembunuhan kelompok Palestina di Yafa pada tahun 1947. Sedangkan pada tanggal 12 Januari 1947, anggota Lehi mengendarai truk yang berisi bahan peledak ke kantor polisi Inggris di Haifa dan menewaskan empat orang dan melukai 140 lainnya.
Selanjutnya pada bulan Mei 1948, sesaat seteleh berdirinya Negara Zionis Israel, maka para personil Lehi pun bergabung sebagai tentara resmi Israel. Sekalipun telah berhenti beroperasi, namun cabang Lehi di Yerusalem masih tetap melakukan aksi pemberontakan dan menamakan dirinya sebagai Front Tanah Air.
Kelompok inilah yang melakukan koordinasi dengan kelompok teroris Zionis lainnya untuk merencanakan dan melaksanakan aksi teror yang menewaskan Folke Bernadotte, seorang negosiator PBB pada tanggal 17 Spetember 1948. Pembunuhan itu disutradarai oleh Yehoshua Zettler dan dilaksanakan oleh empat orang yang dipimpin oleh Meshulam Makover. Jadi, disinilah kita perlu mengenal kepicikan Yahudi, karena disatu sisi mereka banyak dibantu PBB, namun disatu sisi bahwa pepatah “tidak ada lawan dan kawan abadi dalam politik” adalah keniscayaan. Ya itulah tabiat Yahudi.
Peristiwa ini rupanya membangkitkan kemarahan masyarakat dunia terhadap Israel. Hal itu kemudian memaksa mereka mengejar anggota-anggota Lehi dan menangkap para petingginya. Dua orang dari mereka kemudian divonis dengan hukuman penjara selama lima dan delapan tahun. Namun mereka segera dibebaskan dengan amnesti khusus yang dikeluarkan rezim pemerintah Zionis Israel. Karena bagaimanapun Israel memiliki hutang atas jerih payah Lehi membantu berdirinya Negara Zionis Israel.
Selanjutnya, setelah berdirinya Zionis Israel, pemerintahan Zionis Israel pun menghitung massa militer para anggota Lehi sebagai masa tugas wajib militer mereka. Selain uang pensiun, rezim Zionis juga menghadiahkan medali “Prajurit Negara” kepada mereka sebagai rasa terima kasih dan penghargaan atas jerih payah Lehi mewujudkan Negara fasis tersebut .
Nama Lehi memang kemudian seakan telah habis pasca berdirinya Negara Israel, namun hakikat gerakan mereka tetap berjalan secara rapih. Sebagai contoh pada tahun 1956, beberapa veteran Lehi mendirikan gerakan Aksi Semit. Mereka berusaha menciptakan sebuah federasi yang mencakup teritori Israel dan Arab atas dasar aliansi anti-kolonialis.
Bahkan pada tahun 1957, mantan anggota Lehi terlibat dalam kegiatan kelompok militan Israel, dan melakukan aksi pembunuhan terhadap Rudolf Kastner, seorang jurnalis Yahudi-Hungaria dan pengacara yang menjadi dikenal untuk memfasilitasi keberangkatan orang Yahudi keluar dari Hungaria yang diduduki Nazi selama Holocaust. Ya kisah yang juga direkayasa oleh Yahudi tersebut. (pz/bersambung)
Keterangan:
Foto Pertama: Logo Lehi
Foto Kedua: Avraham Stern
Foto Ketiga: Folke Bernadotte.