Arab Saudi mungkin memang menjadi tanah berkahan Tuhan namun tidak untuk mereka para perempuan. Kaum Hawa di sana kerap mendapatkan perlakuan justru membuat dilematis, membingungkan, lantaran saban hari ada saja ulama mengeluarkan fatwa ngawur kebanyakan soal gender.
Awal bulan lalu sejagat geli sekaligus tidak habis pikir mengapa seorang ulama bernama Abdullah Daud mengeluarkan fatwa setiap bayi perempuan wajib berjilbab, bahkan lengkap dengan penutup atau burka, seperti dilansir Al Arabiya (3/2).
Bukannya memikirkan ulang fatwa dengan lantang Daud mengatakan jilbab itu untuk melindungi bayi lantaran banyaknya kasus penganiayaan bayi perempuan di Saudi.
Fatwa ini jelas membuat sejumlah besar pengguna jejaring sosial heboh. Mereka mengecam Daud dinilai membuat Islam terlihat jelek serta melanggar hak individu. Fatwa ini memperburuk muslim dan seorang mantan hakim bernama Muhammad Al-Jzlana menyerukan agar masyarakat mengabaikan fatwa ngawur itu.
Ada pula usulan agar setiap toko membuat tembok memisahkan lelaki dan perempuan. Kaum Hawa juga harus mendapatkan izin dari suaminya atau pihak keluarga jika ingin berangkat kerja, bepergian, belajar ke luar negeri, dan menikah. Mereka juga dilarang menyetir mobil, masuk dari pintu terpisah jika hendak ingin ke bank atau perkantoran.
Ini dia yang mungkin membuat kesal. Polisi syariah Islam dengan ketat melatang perempuan bersosialisasi bukan dengan keluarganya dan mereka juga menyatakan tidak akan menangkap dan menghukum lelaki mana pun sering datang ke pusat perbelanjaan dan tempat umum meski menggunakan pakaian dalam.
Sejumlah aturan, dan fatwa tidak masuk akal itu membuat banyak perempuan Saudi gerah. Mereka satu-satu memprotes perlakuan diskriminasi itu dengan caranya, termasuk adu mulut dengan petugas kepolisian, atau anggota parlemen perempuan mengkritik anggota lelaki.