Foto mesum mirip Bupati Bangkalan terpilih Makmun Ibnu Fuad, beredar di dunia maya melalui jejaring sosial dan BlackBerry Messengger. Menyebarnya foto ini pun membuat resah warga Bangkalan, Madura.
Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) pun meminta aparat kepolisian untuk mengungkap siapa di belakang foto mesum sejoli itu.
"Foto tersebut sudah menyebar luas di masyarakat Bangkalan dan menimbulkan keresahan. Untuk itu harusnya kasus ini tidak didiamkan saja," ujar tokoh masyarakat Bangkalan yang juga pengasuh pondok pesantren Syaichona Cholil, KH Nasih Aschal kepada merdeka.com, Selasa (19/2).
Menurut Nasih, berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam beberapa lembaga swadaya masyarakat sudah menyampaikan keresahan ini kepada pihak kepolisian baik di Bangkalan maupun ke Polda Jawa Timur. Namun pihak kepolisian justru saling melempar tanggung jawab.
"Polisi baru mau menyelidiki kasus ini kalau ada fatwa dari MUI atau Kemenag setempat, tetapi MUI balik pingpong. MUI dan Kemenag bilang itu bukan ranah mereka, tetapi kepolisian," terangnya.
Seharusnya, kata Nasih, kasus ini diselidiki lebih dulu, apakah benar foto yang beredar luas itu adalah bupati Bangkalan terpilih atau bukan. Kejelasan ini penting agar masyarakat Bangkalan tidak curiga dengan pemimpinnya sendiri.
"Sebelum dilantik memang perlu diperjelas dulu apakah betul foto itu dia (Makmun) atau bukan. Sehingga masyarakat tidak bertanya-tanya," terangnya.
Di sisi lain, penyebaran foto mesum tersebut bisa merusak citra sang bupati terpilih yang rencananya akan dilantik 4 Maret mendatang. Menurut pakar komunikasi dari Universitas Airlangga Surabaya, Sukowidodo, beredar foto tersebut bisa memicu rasa tidak percaya masyarakat Bangkalan akan kepemimpinan Makmun atau yang biasa akrab disapa Momon.
"Salah satu prasyarat pemimpin adalah, memenuhi aspek khusus yang harus dipenuhi, salah satunya ya moral. Pemimpin harus mampu menunjukkan wibawa di hadapan masyarakat. Ini masalah etika pemimpin di hadapan masyarakat. Keberadaan foto-foto itu bisa dianggap, bahwa pemimpin yang terpilih, tidak memiliki etika dan moral bagus," kata Sukowidodo, Selasa (19/2).
Soal peredaran foto mesum Momon, Sukowidodo menerangkan, ada masalah hukum yang harus diselesaikan. "Misalnya, harus ada penyelidikan dari penegak hukum soal keberadaan foto itu. Yang menyebarkan bisa dikenakan sanksi secara hukum. Si pemilik foto, tidak bisa disalahkan dari satu sisi."
Bisa saja, masih menurut dia, Momon berfoto mesra dengan perempuan, kemudian foto itu dicuri dan disebarkan. Untuk itu, harus ada penyelidikan secara hukum untuk membuktikan originalitas foto tersebut, sehingga analisa hukum bisa dijelaskan secara detail."
Namun, Sukowidodo tetap menegaskan, keberadaan foto mesum mirip putra Bupati Bangkalan, KH Fuad Amin Imron itu, langsung atau tidak langsung sudah menjadi preseden buruk. "Foto itu akan memberi persepsi kurang bagus dan akan merusak citra si bupati terpilih," tegas dia.
Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak Makmun atas menyebarnya foto mesum yang disebut-sebut mirip dirinya tersebut. Beberapa lSM di Bangkalan juga meminta pelantikan Makmun tanggal 4 Maret mendatang ditunda untuk menyelidiki kasus foto mesum tersebut. Lalu bisakah Makmun tetap dilantik?