Minggu, 10 Maret 2013

Beranda » » Hebatnya Prapanca: Samalan pu Winada Prih, Prih Dana Wipulan Masa

Hebatnya Prapanca: Samalan pu Winada Prih, Prih Dana Wipulan Masa

samalan pu Winada prih
prih dana Wipulan masa
Pertama kali membaca rangkaian kalimat di atas nampaknya biasa saja. Tapi, begitu dibaca sekali lagi, ternyata kalimat di atas bukan kalimat yang biasa. Bahkan terkesan istimewa. Mari kita simak.
samalan pu Winada prih kalau dibalik membacanya prih dana Wipulan masa. Coba sekali lagi dicermati. Tidak sekedar bisa dibaca bolak-balik. Potongan-potongan suku kata itu juga unik. Dirangkai dari depan menjadi sebuah kalimat. Dirangkai dari belakang juga menjadi sebuah kalimat.
sa-ma-lan-pu-Wi-na-da-prih kalau dibalik membacanya prih- da-na-Wi-pu-lan-ma-sa.
1 2 3 4 5 6 7 8 susunan kebalikannnya 8 7 6 5 4 3 2 1
Jadi dua carik dari bait di atas bisa dibaca bolak balik. Ya, itu adalah untaian kata ciptaan Mpu Prapanca yang tertulis dalam pupuh 97 pujasatra Nagarakrtagama. Lengkapnya:
1. samalan pu Winada prih
prih dana wipulan masa
tama san sara ring gatya
tyaga ring rasa sanmata
2. yasa sang Winada nungsi
sinung dana wisangsaya
yan aweh magawe tibra
brati wega maweh naya
3. matarung tuhu wanya prang
prangnya wahu turung tama
masa linggara sunya prih
prih nya sura galing sama
13628247571949912867
Sumber Foto : http://majapahit1478.blogspot.com/p/negarakertagama.html
Begitu isi lengkap pupuh 97 Nagarakrtagama atau Desawarnana (uraian tentang desa-desa) yang diciptakan oleh Mpu Prapanca. Sungguh hebat. Konon, Mpu Parapanca menciptakan Nagarakrtagama setelah beliau menyepi. Mengasingkan diri di Desa Kemalasana, setelah undur diri dari jabatan pucuk pimpinan agama di Kerajaan Majapahit.
Kehebatan Mpu Prapanca tidak hanya sekedar membolak-balik suku kata. Ternyata, masing-masing untaian kata itu punya makna yang dalam. Dari 3 buah buku yang membahas Nagarakrtagama, ketiga-tiganya tidak sama persis menterjemahkan bait-bait Jawa Kuno itu ke dalam Bahasa Indonesia. (Terjemahan di bawah ini adalah karya I Ketut Riana, S.U)
1. Berniat menyamai Pu Winada
mencari kekayaan yang banyak pada masanya
tapi belum waktunya dan tergantung pada nasib
bersabar mengharap anugerah
2. Sang Winada mengharapkan jasa
mendapatkan harta dengan ikhlas
bila pemberian berakibat memberatkan
jika tuntunan hidup ditingkatkan jadi bijaksana
3. Bertarung benar-benar memerlukan keberanian
baru berperang belum ahli
apakah goyah untuk menuju nirwana
tujuannya berjaya dalam tapa
Secara sepintas mengingatkan pada manusia untuk tidak tergoda dengan kemewahan dunia dan mengajak untuk lebih mendekatkan diri pada sang Pencipta. Namun, makna hakiki dari untaian kata itu hanya Mpu Prapanca yang tahu. Nah, selain mentasbihkan dirinya sebagai JURNALIS PERTAMA Nusantara, Prapanca juga patut disebut sebagai pujangga hebat yang mampu membuat bait-bait yang unik dan penuh makna sekaligus misterius.
Begitulah, bangsa ini patut bangga, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, karya sastra Nagarakrtagama yang merupakan rujukan utama Kerajaan Majapahit dan masa Jawa Kuno telah diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO.

Teguh Hariawan