Darah itu lalu dikuburkan di Puncak Glee Judah, Lhoknga dan hingga sekarang masih ada
KETUA Kelompok Tani Desa Rima Jeuneu, Abdurrahman yang dianggap sesepuh oleh warga setempat menceritakan siapa sebenarnya Tuan Di Blang Teungku Salah Nama. Menurut dia, sosok yang kini makamnya bisa dijumpai di Rima Jeuneu tersebut merupakan tokoh sejarah Aceh yang hidup di zaman Belanda.
Tuan Di Blang, kata dia, sempat tiga kali dibacok Belanda saat peperangan berlangsung hingga akhirnya meninggal di Desa Deah Glumpang. Saat itu Tuan Di Blang hendak menuju Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
“Geu jak dari Meulaboh u Kuta Raja Banda Aceh,” kata Abdurrahman kepada ATJEHPOSTcom saat mengunjungi makam Tuan Di Blang di Desa Rima Jeuneu, Aceh Besar, Kamis, 7 Maret 2013.
Tuan Di Blang, kata dia, berangkat dari Meulaboh sembari meniupkan seurunee (terompet). Terompet ini dipercaya memiliki kekuatan magis yang membuat si peniup tidak terlihat secara kasat mata.
Menurut Abdurrahman, satu nafas tiupan Tuan Di Blang mengasilkan suara terompet yang tak terputus hingga ke Kutaraja. Namun entah kenapa pada hari keberangkatannya itu, tiupan terputus saat tiba di kawasan Lhoknga, Aceh Besar. Akibatnya, para tentara Belanda mengetahui posisi Tuan Di Blang.
“Di sana Tuan Di Blang di serang oleh Belanda. Tapi hanya berlumuran darah saja dan tidak meninggal. Darah itu lalu dikuburkan di Puncak Glee Judah, Lhoknga dan hingga sekarang masih ada,” katanya.
Dengan kondisi terluka, Tuan Di Blang kembali meniupkan terompetnya sehingga berhasil lolos dari Belanda.
Tapi malang kembali melintang, tiupan seurune Tuan Di Blang terputus ketika tiba di Rima Jeunu. Belanda yang mengetahui lalu menyerang Tuan Di Blang. Di Rima Jeuneu, Belanda berhasil menyayat bagian kemaluan Tuan Di Blang.
“Putoh Seurune Tuan Di Blang ditak Belanda rhot kemaluan. Hingga akhe jih bagian nyan dikubu di Rima Jeuneu. Teuma keuh lagee nyan Tuan Di Blang mantong na daya bah pih hana teuga (tiupan berhenti Tuan Di Blang dibacok Belanda pada bagian kemaluan. Hingga akhirnya bagian itu dikuburkan di Rima Jeuneu. Walaupun begitu Tuan Di Blang masih memiliki kemampuan walaupun tanpa tenaga),” kisahnya.
Dalam kondisi kritis itu Tuan Di Blang kembali meniup seurunee. Namun tak lama sesampai di Deah Glumpang, bunyi itu tenggelam untuk selamanya.
Belanda yang terus memburu Tuan Di Blang menyerbunya secara membabi buta. Hingga akhirnya Tuan Di Blang Tengku Salah Nama meninggal dunia.
“Maka jih na kubu Tuan Di Blang yang panyang di Deah Glumpang (makanya ada makam Tuan Di Blang yang panjang di Deah Glumpang)," katanya.[](bna)
Tuan Di Blang, kata dia, sempat tiga kali dibacok Belanda saat peperangan berlangsung hingga akhirnya meninggal di Desa Deah Glumpang. Saat itu Tuan Di Blang hendak menuju Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
“Geu jak dari Meulaboh u Kuta Raja Banda Aceh,” kata Abdurrahman kepada ATJEHPOSTcom saat mengunjungi makam Tuan Di Blang di Desa Rima Jeuneu, Aceh Besar, Kamis, 7 Maret 2013.
Tuan Di Blang, kata dia, berangkat dari Meulaboh sembari meniupkan seurunee (terompet). Terompet ini dipercaya memiliki kekuatan magis yang membuat si peniup tidak terlihat secara kasat mata.
Menurut Abdurrahman, satu nafas tiupan Tuan Di Blang mengasilkan suara terompet yang tak terputus hingga ke Kutaraja. Namun entah kenapa pada hari keberangkatannya itu, tiupan terputus saat tiba di kawasan Lhoknga, Aceh Besar. Akibatnya, para tentara Belanda mengetahui posisi Tuan Di Blang.
“Di sana Tuan Di Blang di serang oleh Belanda. Tapi hanya berlumuran darah saja dan tidak meninggal. Darah itu lalu dikuburkan di Puncak Glee Judah, Lhoknga dan hingga sekarang masih ada,” katanya.
Dengan kondisi terluka, Tuan Di Blang kembali meniupkan terompetnya sehingga berhasil lolos dari Belanda.
Tapi malang kembali melintang, tiupan seurune Tuan Di Blang terputus ketika tiba di Rima Jeunu. Belanda yang mengetahui lalu menyerang Tuan Di Blang. Di Rima Jeuneu, Belanda berhasil menyayat bagian kemaluan Tuan Di Blang.
“Putoh Seurune Tuan Di Blang ditak Belanda rhot kemaluan. Hingga akhe jih bagian nyan dikubu di Rima Jeuneu. Teuma keuh lagee nyan Tuan Di Blang mantong na daya bah pih hana teuga (tiupan berhenti Tuan Di Blang dibacok Belanda pada bagian kemaluan. Hingga akhirnya bagian itu dikuburkan di Rima Jeuneu. Walaupun begitu Tuan Di Blang masih memiliki kemampuan walaupun tanpa tenaga),” kisahnya.
Dalam kondisi kritis itu Tuan Di Blang kembali meniup seurunee. Namun tak lama sesampai di Deah Glumpang, bunyi itu tenggelam untuk selamanya.
Belanda yang terus memburu Tuan Di Blang menyerbunya secara membabi buta. Hingga akhirnya Tuan Di Blang Tengku Salah Nama meninggal dunia.
“Maka jih na kubu Tuan Di Blang yang panyang di Deah Glumpang (makanya ada makam Tuan Di Blang yang panjang di Deah Glumpang)," katanya.[](bna)