Para peneliti menemukan bukti baru bahwa unta pernah hidup di wilayah Kanada Tinggi Arktika yang diperkirakan bersuhu 18 derajat Celcius.
Unta identik dengan hewan yang hidup di daerah gersang, kering, dan tandus seperti gurun. Namun, sebuah bukti baru saja diungkap oleh para peneliti bahwa binatang berbulu ini pernah hidup di wilayah Kanada Tinggi Arktika yang bersuhu dingin.
Hal ini terungkap dengan ditemukannya sisa fosil seekor unta yang berusia 3,5 juta tahun yang ditemukan di Pulau Ellesmere yang terletak di kawasan teritori sebelah utara Kanada, Nunavut. Unta tersebut berukuran 30 persen lebih besar dibandingkan dengan unta yang ada saat ini.
Dengan menggunakan metode sidik jari kolagen, para peneliti menganalisa sisa fosil unta tersebut. Metode sidik jari kolagen merupakan teknik yang mengukur jumlah protein tulang yang disebut Tipe I kolagen. Mamalia memiliki karakteristik yang diukur dari jumlah protein tersebut, yang mana protein ini dapat bertahan lebih lama dari banyak molekul biologis lainnya di dalam tubuh.
Temuan ini dimuat di Jurnal Nature Communications pada (5/3) sekaligus memperlihatkan bahwa unta yang saat ini ada berasal dari unta raksasa yang dulunya pernah tinggal di hutan Arktika yang memiliki suhu lebih hangat dibanding hari ini.
"Ini adalah bukti pertama bahwa unta pernah hidup di sana (Arktika). Hal ini tentu mengejutkan karena biasanya kita mengaitkan unta dengan habitat yang kering dan setengah gersang," kata penulis studi ini yang juga seorang paleobiologi, Natalia Rybczynski, dari The Canadian Museum of Nature di Ottawa.
Unta termasuk ke dalam genus Camelus, yang berasal dari Amerika Utara selama periode Eosen sekitar 45 juta tahun yang lalu. Kemudian menyebrang ke Eurasia melewati Bering Isthmus, yang merupakan jembatan antara Alaska dan Rusia.
Para peneliti menemukan sekitar 30 potongan tulang yang merupakan bagian tibia unta atau tulang kering. Lokasi penemuan fosil, peneliti memperkirakan unta Amerika bergerak ke arah utara kurang lebih 1.200 kilometer.
Tim peneliti memperkiran bahwa fosil yang ditemukan berusia 3,5 juta tahun silam, sebuah periode yang dikenal sebagai periode pertengahan Pliosen hangat. Suhu global kala itu diperkirakan dua sampai tiga derajat Celcius, lebih hangat dibandingkan saat ini. Sedangkan lokasi tempat unta ditemukan bersuhu sekitar 18 derajat Celcius, dengan suhu rata-rata 1,4 derajat Celcius.
(Umi Rasmi. Live Science)
Hal ini terungkap dengan ditemukannya sisa fosil seekor unta yang berusia 3,5 juta tahun yang ditemukan di Pulau Ellesmere yang terletak di kawasan teritori sebelah utara Kanada, Nunavut. Unta tersebut berukuran 30 persen lebih besar dibandingkan dengan unta yang ada saat ini.
Dengan menggunakan metode sidik jari kolagen, para peneliti menganalisa sisa fosil unta tersebut. Metode sidik jari kolagen merupakan teknik yang mengukur jumlah protein tulang yang disebut Tipe I kolagen. Mamalia memiliki karakteristik yang diukur dari jumlah protein tersebut, yang mana protein ini dapat bertahan lebih lama dari banyak molekul biologis lainnya di dalam tubuh.
Temuan ini dimuat di Jurnal Nature Communications pada (5/3) sekaligus memperlihatkan bahwa unta yang saat ini ada berasal dari unta raksasa yang dulunya pernah tinggal di hutan Arktika yang memiliki suhu lebih hangat dibanding hari ini.
"Ini adalah bukti pertama bahwa unta pernah hidup di sana (Arktika). Hal ini tentu mengejutkan karena biasanya kita mengaitkan unta dengan habitat yang kering dan setengah gersang," kata penulis studi ini yang juga seorang paleobiologi, Natalia Rybczynski, dari The Canadian Museum of Nature di Ottawa.
Unta termasuk ke dalam genus Camelus, yang berasal dari Amerika Utara selama periode Eosen sekitar 45 juta tahun yang lalu. Kemudian menyebrang ke Eurasia melewati Bering Isthmus, yang merupakan jembatan antara Alaska dan Rusia.
Para peneliti menemukan sekitar 30 potongan tulang yang merupakan bagian tibia unta atau tulang kering. Lokasi penemuan fosil, peneliti memperkirakan unta Amerika bergerak ke arah utara kurang lebih 1.200 kilometer.
Tim peneliti memperkiran bahwa fosil yang ditemukan berusia 3,5 juta tahun silam, sebuah periode yang dikenal sebagai periode pertengahan Pliosen hangat. Suhu global kala itu diperkirakan dua sampai tiga derajat Celcius, lebih hangat dibandingkan saat ini. Sedangkan lokasi tempat unta ditemukan bersuhu sekitar 18 derajat Celcius, dengan suhu rata-rata 1,4 derajat Celcius.
(Umi Rasmi. Live Science)